Untuk menghadapi berbagai tantangan serupa di masa datang, Donny menilai sektor UMKM juga harus diperkenalkan dengan sistem manajemen yang baik, pengelolaan usaha yang berkelanjutan dan perluasan ekosistem usaha lewat kolaborasi.
Ketua Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis LPPM, Universitas Negeri Jakarta, Dianta A. Sebayang berpendapat pemberdayaan sektor UMKM sangat penting dilakukan oleh pemerintah.
Karena, Dianta menilai, bila sektor UMKM nasional berdaya, setengah dari upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian rakyatnya akan terealisasi.
Direktur Sparklabs Incubation Universitas Pelita Harapan, Radityo Fajar Arianto berpendapat, BI chekcing sebagai instrumen agar bank tetap pruden, sangat bermanfaat pada kondisi normal.
Namun, ujar Radityo, di saat sektor UMKM terdampak pandemi, yang merupakan mayoritas sektor usaha di negeri ini membutuhkan bantuan permodalan dalam upaya untuk bangkit, seharusnya ada kebijakan perbankan dan pemerintah yang bisa membantu.
Di akhir diskusi, wartawan senior Saur Hutabarat mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia kekurangan enterpreneur. Namun, tambahnya, para wirausaha yang masuk ke skala usaha mikro, kecil dan menengah yang ada saat ini terkendala dalam mencari permodalan.
Saur mengusulkan kendala persyaratan BI cheking yang dihadapi pelaku UMKM dalam mencari permodalan bisa diatasi dengan alokasi dana tentiem para direksi dan komisaris bank-bank pemerintah yang nilainya bisa mencapai puluhan miliar dalam setahun.
Saur berharap pemerintah pro terhadap upaya membangkitkan para pelaku UMKM daripada mengupayakan tentiem (penghargaan atas pencapaian kinerja bank) bagi para direksi dan komisaris bank pemerintah.