News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bocah 3 Tahun di Bekasi Suka Makan Barang Aneh, Setiawati Bingung: Kok Sandal Banyak yang Buntung

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Balita berusia 3 tahun di Muaragembong, Kab Bekasi gemar makan kertas, kebiasaan ini sudah dilakukan sejak sekitar dua tahun.

Setelahnya, ia semakin melihat keanehan pada anaknya.

GI ternyata juga suka memakan sandal. 

"Saya berasa ngeliat dia aneh tuh pas umur 1 tahun, kok ini sandal banyak yang buntung gitu, saya perhatiin bocah ini makan sendal. Jadi sempat saya larang ya namanya sandal, itu marah dia sampai keseringan, dia makan sandal sampai saya ganti sandal baru," tuturnya.

Ketika dilarang, GI malah memakan barang-barang lain untuk mengalihkan hasratnya yang suka makan kertas, styrofoam dan kardus juga dijadikan santapan layaknya camilan.

Baca juga: Viral Bocah di Bekasi Punya Kebiasaan Tak Lazim Suka Nyemil Kertas Hingga Sandal, Ini Kata Sang Ibu

Setiawati mengaku sering mengambil paksa barang-barang tersebut ketika GI
memasukannya ke dalam mulut.

Namun, anaknya malah mengamuk sehingga ia merasa serba salah.

"Saya sempat larang, diambil lah gitu nggak boleh, malu lah, masa makan kertas. Enggak mau dia, ngamuk," ungkap Setiawati.

Sang anak kata Setiawati dalam satu bulan bisa membeli lima pasang sandal hanya untuk dimakan.

Tabiat aneh yang dilakukan dua bocah usia 3 tahun ini sungguh bikin miris dan membuat ibunya menderita tak berdaya. (TribunJakarata dan TribunJogya)

"Senang banget makan sandal baru, sandal yang bersih, satu bulan itu bisa beli sampai 5 pasang," tuturnya.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto mengaku akan melakukan pengecekan terkait adanya balita yang gemar memakan sandal di Bekasi.

"Kami akan mendalami dulu terkait hal ini. Sebagaimana informasi yang beredar anak memakan sesuatu yang tidak wajar," kata Susanto.

Susanto belum menjelaskan penanganan yang bakal dilakukan oleh KPAI.

Menurutnya, perlu pengecekan detail terkait peristiwa ini.

"Kami masih memerlukan pendalaman untuk memastikan intervensi penanganan lanjutan," ujarnya.(Tribun Network/bas/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini