Pandangannya kosong seketika. Bayangan kehilangan pekerjaan sebagai teknisi di Holywings Tanjung Duren yang menopang kehidupannya jadi kenyataan.
S mengaku sudah dua tahun bekerja di sana sebagai teknisi, untuk menghidupi anak istri.
Menurutnya ada ribuan karyawan yang kehilangan pekerjaan setelah adanya pencabutan izin usaha tempat hiburan malam tersebut.
Padahal tempat kerjanya ini kata S saat mencari karyawan tidak berdasarkan usia.
Tapi berdasarkan kemampuan dan spesifikasi bidang pekerjaan.
Baca juga: Kata Wagub DKI soal Peluang 12 Outlet Holywings yang Masih Bisa Kembali Buka
Menurut S, para pekerja pastinya tidak akan mendapat pesangon karena masih sebagai pegawai kontrak dan bukan karyawan tetap.
"Kalau seperti ini, sudah bubar semua. Mau gimana ini anak istri kita. Bingung kan, kalau kontrak kan enggak ada pesangon. Putus gitu saja, semua karyawan rata-rata kontrak di Holywings," tuturnya.
S melanjutkan, selama pandemi Covid-19 Holywings mengikuti anjuran pemerintah yang berdampak banyak pegawai yang menerima gaji setengahnya saja.
Namun setelah pandemi selesai, Holywings baru bangkit lagi dan baru beberapa bulan ini pegawainya merasakan gaji normal.
Sayangnya kata dia kasus promo minuman alkohol untuk pemilik nama Muhammad dan Maria, membuat terungkapnya izin Holywings yang abai dan berujung ditutupnya 12 gerai Holywings di Jakarta.
S mengaku merasa bingung, apakah nantinya pemilik Holywings akan mengganti nama untuk bisa membuka kembali usahanya.
"Baru dua bulan ini kami rasakan gaji normal," kata lelaki paruh baya tersebut.
Pria berkacamata itu menduga ada pihak yang tak senang dengan keberadaan tempat kerjanya sehingga mendesak untuk ditutup.
Sebab kata dia pihak manajemen sudah melayangkan permohonan maaf kepada masyarakat atas promo yang dianggap menistakan agama.