Pegawai koperasi itu datang ke rumah keluarga Rudyanto untuk melakukan survei.
"Karena waktu itu sempat putus asa tidak ketemu siapa pembeli rumahnya, karena akan dijual seharga Rp1,2 miliar akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto ini. Tetapi ditolak. Suruh pegang aja," urai Hengki Haryadi.
4. Sang ibu, Reni Margaretha, sudah meninggal sejak Mei 2022
Satu dari tiga jenazah di Kalideres yang ditemukan tewas, Reni Margaretha, sudah meninggal sejak Mei 2022.
Fakta ini terungkap dari kesaksian seorang pegawai koperasi yang sempat berkunjung untuk men-survei rumah Reni.
Pegawai koperasi tersebut datang bersama mediator jual beli rumah yang kerap berkomunikasi dengan sang paman, Budiyanto.
Baca juga: Meski Sudah Jadi Mayat, Anak Keluarga Tewas di Kalideres Masih Kasih Susu hingga Sisiri Rambut Ibu
Ketika tiba di rumah korban, mereka mencium bau busuk.
"Saat ditanya, Budyanto menjawab bahwa got lupa dibersihkan," ucap Hengki Haryadi.
Setelahnya, mereka masuk ke dalam rumah dan bertanya soal sertifikat rumah yang diketahui atas nama Reni Margaretha.
Kedua saksi tersebut lalu meminta dipertemukan langsung dengan Reni yang saat itu disebut Budiyanto sedang tertidur di dalam kamar.
Ketika pintu kamar dibuka, bau busuk tercium semakin tajam.
Namun, sang anak, Dian Febbyana, melarang lampu dihidupkan karena Reni sensitif terhadap cahaya.
"Diantar masuk ke dalam kamar begitu pintu kamar dibuka menyeruak bau lebih busuk lagi. Dian (anak Margaretha) bilang si ibu sedang tidur dan minta lampu jangan dihidupkan karena 'ibu saya sensitif terhadap cahaya' kata Dian," terang Hengki.
Tanpa sepengetahuan Dian, pegawai koperasi menyalakan flash ponsel dan melihat Reni sudah terbujur kaku.