Hengki Haryadi menyebut, kalimat-kalimat yang ada di riwayat perpesanan rapi dan diselipi bahasa Inggris.
Baca juga: Jasad Satu Keluarga Tewas di Kalideres Sudah Mengalami Mumifikasi
"Kata-katanya sangat rapi, terlihat berpendidikan, ada Bahasa Inggris di sela-sela tulisan tersebut," katanya kepada wartawan.
Diduga, yang menulis pesan-pesan tersebut adalah seorang perempuan.
Kendati demikian, Hengki mengatakan hal tersebut masih didalami oleh psikologi forensik.
Pasalnya, ponsel tersebut digunakan oleh satu keluarga bersama-sama.
Dari pemeriksaan ponsel milik korban, kata Hengki, tak menemukan adanya percakapan soal utang.
"Enggak ada di sana mengenai utang," ujarnya.
Tak hanya itu, Hengki mengungkapkan ponsel milik satu keluarga di Kalideres banyak berisikan pesan-pesan negatif.
Pesan tersebut, kata Hengki, hanya terjadi satu arah dari ponsel pertama ke ponsel kedua.
"Jadi banyak sekali kata-kata berisi tentang emosi yang bersifat negatif, yang saat ini sedang didalami oleh pihak psikologi forensik," ujar Hengki.
Baca juga: Fakta Baru Kasus Kematian Satu Kelurga di Kalideres: Sang Ibu Sudah Tewas Sejak Mei
3. Rumah hendak dijual, tapi tak kunjung laku
Keluarga di Kalideres yang ditemukan tewas, ternyata sempat akan menjual rumah mereka lewat seorang mediator, tapi tak kunjung laku.
Karena itu, mereka pun memilih menggadaikan sertifikat rumah.
Hal ini diketahui pihak kepolisian dari keterangan pegawai koperasi yang sempat datang ke rumah keluarga Rudyanto Gunawan pada 13 Mei 2022 lalu, bersama seorang mediator.