TRIBUNNEWS.COM - Peristiwa seorang ayah bernama Yudi Wibowo menyandera anak kandungnya yang masih berusia tiga tahun terjadi di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Depok pada Selasa (10/1/2023).
Insiden ini pun membuat geger warga di kawasan tersebut sehingga membuat sejumlah polisi diterjunkan ke tempat kejadian perkara (TKP).
Sebelum polisi sampai di lokasi, warga pun telah sempat untuk mengamankan anak tersebut.
Namun, justru pelaku menodongkan senjata ke arah warga yang hendak menyelamatkan.
"Pas mau disergap langsung lari ke kamar anaknya yang disandera. Posisinya bawa sangkur diarahin ke kepala (anak kandung)," kata ketua RW setempat dikutip dari Tribun Jakarta.
"Banyak yang sudah diancam warga saya, kita kan menyelamatkan anak, menyelamatkan warga, baru lapor Binmas," sambungnya.
Baca juga: Soal Pembunuhan Wanita Tanpa Busana di Bali, Pelaku Mengaku Lihat Tutorial di YouTube
Buntut penyanderaan ini, negosiasi pun dilakukan oleh polisi agar pelaku mau untuk melepaskan sang anak.
Ternyata, negosiasi pun berlangsung alot hingga membutuhkan waktu sekitar enam jam agar pelaku mau melepaskan anak kandungnya itu.
Alhasil, polisi pun berhasil mengamankan sang anak dan pelaku langsung digiring ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
Lalu bagaimana kronologi ayah sandera anak kandung ini terjadi? Berikut rangkumannya.
Penyanderaan Berlangsung 8 Jam, Pelaku Bawa Sangkur
Masih dikutip dari Tribun Jakarta, penyanderaan disebut berlangsung selama delapan jam yaitu dimulai pukul 20.00 WIB pada Selasa hingga Rabu (11/1/2023) dini hari sekira pukul 03.30 WIB.
Bahkan insiden ini sampai membuat Kapolres Depok, Kombes Pol Imran Edwin Siregar hingga Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi hadir di lokasi.
Sementara pelaku yang melakukan penyanderaan juga menggunakan sangkur.
Baca juga: Polisi Ungkap Identitas Pelaku Pembunuhan ART di Cipayung, Ditangkap Saat Hendak Kabur ke Bali
Pada saat kejadian, Sukartono menduga penyanderaan tersebut lantaran pelaku mengalami stres lantaran ditinggal oleh sang istri.
"Stres ditinggal istrinya kali, iya stres. Ditinggal istrinya dari anaknya kecil 1,5 tahun lah," ujarnya.
Polisi Lakukan Negosiasi Selama 6 Jam, Korban Berhasil Diselamatkan saat Pelaku Lengah
Hengki menjelaskan negosiasi dalam rangka menyelamatkan sang anak sempat berjalan alot.
Bahkan, selama proses negosiasi, sang anak terus ditempeli sangkur di bagian lehernya.
Menurut Hengki, jika ada kesalahan dalam negosiasi maka bisa saja sangkur yang dibawa pelaku bisa melukai leher korban.
"Jadi posisinya menodongkan sangkur ke leher anaknya tapi tidak terluka ya (cuma ditempelkan), maka itu kita hati-hati betul," beber Hengki.
"Apabila pada saat itu kita salah dalam bernegosiasi, mungkin akan berakibat fatal terhadap putrinya. Oleh karena itu kita menunggu selama enam jam negosiasi," timpalnya lagi.
Adapun strategi dari polisi untuk menyelamatkan korban adalah dengan penjagaan di sekitar lokasi.
"Oleh karena itu kita menunggu selama enam jam negosiasi, dan pada saat yang bersangkutan lengah baru kita amankan, kita juga di-back up Brimob Polda Metro Jaya," timpalnya.
Baca juga: Terjerat Utang Puluhan Juta, Ibu Muda di Bogor Pura-pura Menjadi Korban Penculikan
Hengki menuturkan berhasilnya polisi untuk menyelamatkan korban juga disebabkan pelaku lengah ketika masih menodongkan sangkur ke leher sang anak.
Setelah itu, korban pun berhasil direbut dari pelaku.
Namun ketika digendong oleh petugas, sang anak terus menangis dan menjerit.
Petugas pun mencoba untuk menghentikan tangisan sang anak yang trauma atas kejadian yang menimpanya.
Kini, korban telah dibawa ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Depok.
Diduga Alami Gangguan Jiwa
Senada dengan Sukartono, Hengki menduga jika Yudi menderita gangguan jiwa.
"Memang ada dugaan bahwa ayahnya (pelaku) ini menderita gangguan jiwa ternyata," ujarnya.
Namun kini, pelaku pun sudah diamankan dan dibawa ke Polres Metro Depok untuk dimintai keterangan.
"Untuk tersangka kami amankan di Polres Metro Depok, untuk kita tindak lanjuti apakah yang bersangkutan bisa mempertanggungjawabkan tindakannya, atau memang benar gangguan jiwa," katanya.
Pernah Sandera Istri
Sukartono mengungkapkan bahwa Yudi tidak hanya sekali saja melakukan tindakan penyanderaan.
Ia mengatakan sang istri pun juga pernah disandera oleh pelaku.
Kejadian tersebut terjadi saat istri Yudi ingin menengok anaknya.
Baca juga: Pria Nunukan Aniaya Istri Siri yang Hamil 7 Bulan dan Ancam Lakukan Pembunuhan
Bahkan, penyanderaan terhadap istri tidak hanya sekali tetapi dua kali.
Beruntung, sang istri berhasil lolos dari penyanderaan Yudi.
"Istrinya mau balik lihat anak ke sini si istrinya disandera lagi ama dia, dua kali disandera tapi bisa lolos dia, gatau lolosnya kapan. Alhamdulillah bisa damai," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jakarta/Dwi Putra Kesuma)