TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Resources Study (IRESS) Marwan Batubara, hadir dalam Aksi Bela Al Quran 301, di Kedutaan Besar (Kedubes) Swedia, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/1/2023).
Bahkan, Marwan yang juga memprotes insiden pembakaran Al Quran di Swedia itu juga sempat melakukan orasi di atas mobil komando.
Marwan mengatakan, akan membuat daftar perusahaan yang berasal dari Swedia.
"Mari kita buat daftar perusahaan yang dihasilkan oleh Swedia. Buat daftar. Tidak peduli itu mereka menjual di Indonesia atau tidak," kata Marwan, saat ditemui, di depan kantor Kedubes Swedia, Senin ini.
Ia menyebut, sekiranya ada puluhan perusahaan besar dan terkenal berasal dari Swedia.
"Yang saya ingat adalah IKEA, itu furnitur. Kemudian Ericsson. Ada H&M. Ada Volvo. Buat daftar," kata Marwan.
Marwan menuturkan, bisa saja daftar perusahaan yang berasal dari Swedia itu dikerucutkan menjadi yang hanya berada di Indonesia saja.
Lanjutnya, daftar tersebut diviralkan agar memberikan dampak bagi Pemerintah Swedia.
"Kita viralkan. Itu ada tindakan nyata karena ini berpengaruh juga kepada Pemerintahnya. Negaranya," tuturnya.
"Supaya dengan begitu negara memperhatikan apa yang menjadi tuntutan kita," sambungnya.
Menurutnya, jika dibiarkan saja, tuntutan-tuntutan tersebut tidak terlalu berpengaruh bagi Pemerintah Swedia.
"Kalau dibiarkan saja atas nama HAM, tidak terlalu berpengaruh," jelasnya.
Sebelumnya, Persaudaraan Alumni (PA) 212 bakal menggelar aksi demonstrasi bertema Aksi Bela Al Quran 301 di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Swedia di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (30/1/2023) siang.
Rencana aksi demonstrasi itu menyusul peristiwa pembakaran Al Quran yang dilakukan oleh politisi sayap kanan Swedia Rasmus Paludan di Swedia beberapa waktu lalu.
Dalam Aksi Bela Al Quran 301 nanti dikatakan Wakil Sekertaris Jenderal (Wasekjen) PA 212 Novel Bamukmin, pihaknya bakal melancarkan sejumlah tuntutan imbas aksi keji tersebut.
Baca juga: Antisipasi Penyusup Demo PA 212 di Kedubes Swedia, Polisi Koordinasi dengan Korlap
Novel menjelaskan, pihaknya akan meminta kepada pemerintah Indonesia untuk melepas hubungan diplomatik dengan pemerintah Swedia apabila otoritas negara tersebut tak meminta maaf.
"Kalau (pemerintah Swedia) tidak bisa menyampaikan klarifikasinya maka pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Swedia," tegas Novel ketika dikonfirmasi, Senin (30/1/2023).
Tak hanya itu, jika otoritas Swedia tak juga meminta maaf kepada umat muslim di seluruh dunia imbas pembakaran Al Quran oleh Rasmus, maka pihaknya mendesak agar umat Islam memboikot seluruh produk negara tersebut.
"Juga kami meminta umat Islam boikot semua produk Swedia," ucapnya.