Lebih lanjut, Theryoto menjelaskan, pihaknya membagi para pasien menjadi dua kelompok.
Yakni, kelompok yang butuh ruang intensive care unit (ICU) dan tidak membutuhkannya.
"Dari kelompok yang butuh ICU itu ada sekitar 13 pasien dan yang tidak butuh ICU juga 13 pasien," ungkapnya.
Baca juga: Kapolri Ungkap Ada 12 Jenazah Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang Belum Teridentifikasi
Adapun ia menuturkan, pasien membutuhkan Ruang ICU karena membutuhkan alat bantu akibat luka bakar.
"Ada pemasangan ventilator, operasi untuk membuat jalan nafas, dan lain-lain," katanya.
Sebelumnya, Rumah Sakit Mulyasari, Koja, Jakarta Utara, merujuk sebanyak 14 korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jumat Malam (3/3/2023).
Adapun sebanyak 14 korban tersebut dirujuk ke sejumlah rumah sakit, di antaranya ke RSUD Koja 12 orang, RS Yarsi 1 orang dan RS Pertamina Pusat 1 orang.
“Tidak ada yang pulang semuanya dirujuk 14 orang semua kita rujuk karena itu luka bakar di atas 80 persen semua,” kata Dokter IGD RS Mulyasari dr. Aditya Rahman saat ditemui di lokasi, Sabtu (4/3/2023).
Baca juga: Kapolri Temui Keluarga Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Dijelaskannya bahwa alasan dilakukan rujuk adalah agar para korban mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang lebih memadai.
Di sisi lain, kata dia, rujukan bagi korban kebakaran itu juga permintaan dari RSUD Koja.
“RSUD Koja juga menerima untuk pasien-pasien ini yang sudah kita kirim karena keselamatan pasien kita utamakan,” tuturnya.
Lebih jauh ia mengatakan bahwa memang pada sekira pukul 21.00 WIB, sejumlah korban dilarikan ke IGD RS Mulyasari.
Namun sejak sekira pukul 01.00 WIB dini hari, semua korban kebakaran sudah dirujuk ke RS lainnya.
Sehingga, sambung dia, saat ini sudah tidak ada korban luka bakar akibat kebakaran di RS Mulyasari.