Muchtar melanjutkan duka yang dialami dirinya dan istrinya itu. Tak jarang pula ada peziarah yang menipu saat meminta merawat makam keluarganya.
"Pokoknya ahli waris mah macem-macem mas. Misal ada yang udah janji aja nih, 'tolong rawatin ya', abis itu udah berapa tahun enggak datang-datang, taunya udah ganti orang lain. Pokoknya pahit-manisnya itu banyak," tuturnya.
"Udah janji, tapi ga ada. Ya kita mah namanya disuruh (ngerawat) ya kita jalanin. Namanya amanah ya. Yang 2 tahun, 3 tahun enggak bayar-bayar ada juga. Banyak lah yang kayak gitu," sambungnya.
Selain itu, Muchtar menjelaskan, ada juga ahli waris pegangannya yang merasa iri dengan makam lain karena rumput yang terpasang lebih hijau.
Padahal, kata Muchtar, biaya operasional per bulan yang diterima berbeda nominalnya. Terkadang, peziarah meminta makam terlihat bagus tapi tidak memberikan biaya yang sesuai.
Muchtar mengatakan untuk merawat makam tersebut saja juga mengeluarkan biaya yang tidak sedikit karena harus membeli pupuk hingga obat anti rayap agar makam terlihat bagus.
"Sama ini mas, buat beli pupuk dan lain-lain, ini kan makam pakai pupuk juga, anti rayap segala macem, kan pakai itu. Kayak kita bertani aja ini kalau mengurus rumput kayak gini, makanya kalau bulanan Rp50 ribu ya susah juga," tutupnya.
"Tapi kadang-kadang orang nggak ngerti, iri sama makam sebelahnya rumputnya hijau, ini kok kuning misalnya. Padahal mah kalau ditakar kan bulanannya beda, misal yang hijau rumputnya bayar bulanan Rp200 ribu, ini cuma Rp50 ribu," ucapnya.
Baca juga: Pemkot Bekasi Tutup Sementara TPU untuk Ziarah Makam Mulai 12-16 Mei 2021
Tapi, dari situ dia belajar sabar. Pria kelahiran Garut, Jawa Barat itu akan menjelaskan secara baik-baik ketika ada peziarah yang tidak mengerti akan hal tadi.
Selain sabar, Muchtar dan Cucu juga lebih banyak belajar bersyukur.
Di balik peziarah yang kerap membuat mereka sakit hati, ada juga peziarah yang baik yang selalu memberikan uang lebih di luar biaya bulanan perawatan makam.
"Tergantung orangnya sih, ada juga yang ngabarin mah ada yang ngabarin. Kalau orang yang ngerti," ucapnya.
"Kalau yang baik mah, misal udah bayar bulanan, tapi ngasih juga setiap datang istilahnya untuk uang rokok lah, ada juga. Tapi ada juga yang cuma bayar bulanan ya udah gitu aja, ziarah udah pulang aja enggak ngasih lagi," bebernya.
"Jadi buat biaya sehari-hari mah ya gitu, yang enggak ngasih ketutupin sama yang ngasih," sambungnya.
Terlebih, berkah yang tak terduga juga biasanya mereka dapatkan ketika menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri nanti.
Hal ini karena banyaknya peziarah yang datang untuk mendoakan sanak keluarganya yang sudah lebih dahulu meninggal dunia.
"Kalau sukanya nih, kalau lagi mau puasa, sama pas lebaran. Peziarah kan ramai," tutupnya.