TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Tetangga Muhammad Fajri, Suherman (58) terkejut mendengar pria obesitas 300 Kilogram itu meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Kamis (22/6/2023) dini hari.
Suherman bercerita dirinya menerima kabar duka sekira pukul 02.00 WIB, Kamis (22/6/2023).
"Saya tau kabar kalau Fajri meninggal dunia itu dari anak saya, lewat pesan WhatsApp sekira pukul 02.00 WIB dinihari tadi," ujar Suherman.
"Pas dikasih tau sama anak saya, jujur saya kaget, enggak menyangka kalau Fajri sudah berpulang ke pangkuan Maha Kuasa," sambungnya.
Ia pun mengaku tidak bisa tidur setelah mendapatkan kabar duka itu.
Untuk diketahui selama ini, Suherman kerap membantu kebutuhan Fajri.
Fajri tinggal di Kampung Pedurenan, RT 005/RW 002, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, bersama ibunya.
Fajri pindah dari Manggarai, Jakarta Selatan ke wilayah tersebut.
Mengetahui kabar duka di waktu dinihari tersebut, Suherman sempat terjaga dari tidurnya.
Sebab, masih mengira akan ikut membantu keluarga mempersiapkan rumah duka.
"Tapi isi pesannya hanya kabar duka itu saja, enggak ada minta tolong beresin rumah duka atau gimana, makanya saya pikir berarti Fajri langsung dimakamkan," kata dia.
"Karena semenjak Fajri dibawa ke RSUD Kota Tangerang, rumahnya itu kosong, hanya kakaknya saja sempat beberapa kali datang untuk memperbaiki jendela dan pintu yang sempat dijebol waktu proses evakuasi dulu," imbuhnya.
Lebih lanjut Suherman pun menceritakan, momen mengenang Fajri semasa hidupnya.
Ia menjelaskan, Fajri mulanya merupakan warga asli Manggarai, Jakarta.
Namun, ia dan ibunya pindah ke Kota Tangerang dan lebih dulu menempati rumah di kawasan Larangan, sebelum akhirnya tinggal di Kampung Pedurenan.
Awal mula tinggal sebagai warga baru di Kampung Pedurenan, Fajri dikenal sebagai sosok yang baik dan mudah untuk bersosialisasi dengan warga sekitar, serta pekerja keras.
"Ibunya Fajri itu istri ke dua dan anaknya hanya Fajri seorang, mungkin karena tidak mau merepotkan keluarga makanya mereka pindah dari Manggarai ke Tangerang," tuturnya.
"Fajri itu sosok yang baik, gampang bergaul atau sosialisasi dengan warga sekitar dan pekerja keras, karena dia bekerja di biro jasa," sambungnya.
Namun demikian, hal tersebut mulai berubah saat Fajri mengalami putus cinta dan musibah kecelakaan yang menimpanya.
Pasca kecelakaan, Fajri mengalami luka yang cukup serius di bagian kaki.
Akan tetapi, ia enggan untuk mengambil tindakan penyembuhan lewat penanganan medis rumah sakit ataupun klinik.
Berjalannya waktu, kondisi luka kaki yang dialami Fajri pun semakin parah yang membuatnya susah untuk beraktivitas.
Suherman menyebut, momen itu yang membuat berat badan Fajri meningkat drastis.
Sebab, Fajri menjalani aktivitas sehari-hari hanya berbaring di sebuah kursi yang berada di rumahnya.
"Mulai dari kecelakaan itu Fajri terus berdiam diri di kursi, jadi makan, minum, semua aktivitas dilakukan sambil tiduran dengan dilayani ibunya," ungkapnya.
Menurutnya, porsi makan yang dimiliki Fajri sama seperti manusia pada umumnya.
Hanya saja, Fajri sangat senang mengemil dan memiliki beberapa makanan favorit yang terus menerus dikonsumsi.
"Sebenarnya Fajri kalau makan nasi itu porsinya biasa aja, cuma dia sering ngemil, seperti telur, kerupuk, sampai mie instan sampai tiga bungkus sekali makan," paparnya.
Keterbatasan mobilitas dan berat badan yang terus meningkat, membuat warga sekitar khawatir dengan kondisi kesehatan Fajri.
Tetapi, Fajri tetap terus menerus menolak menjalani perawatan secara medis di rumah sakit.
Trauma masa lalu saat ditinggal ayah tercinta, membuat Fajri menolak ajakan untuk berobat ke rumah sakit.
"Sebagai tetangga, saya sudah sering bujuk dia buat berobat, karena kasihan liat kondisinya begitu. Tapi katanya Fajri trauma ke rumah sakit, karena ayahnya dulu meninggal," ungkapnya.
"Fajri sampai bilang 'kalau ke rumah sakit mending sekalian mati aja dah', begitu jadi kami juga bingung," terangnya.
Fajri pun akhirnya berhasil dievakuasi menuju RSUD Kota Tangerang untuk menjalani perawatan intensif sejak Rabu (7/6/2023) lalu.
Selanjutnya pada Jumat (9/6/2023) malam, Fajri pun dirujuk menuju RSCM dengan dibantu pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang.
Proses evakuasi Fajri berlangsung dramatis, mulai dari menggunakan alat berat forklift, hingga dirujuk dengan menggunakan mobil truk milik Pemadam Kebakaran Kota Tangerang.
Bebarapa hari dirawat di RSCM, Fajri meninggal dunia pada Kamis (22/6/2023) dini hari.
Muhammad Fajri pun akhirnya dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan sekira pukul 14.00 WIB.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul 'Jujur Saya Kaget' Cerita Tetangga Fajri Tak Bisa Tidur Terima Pesan Pria Obesitas 300 Kg Meninggal,