News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Revitalisasi Mangrove Pantai Utara DKI Jakarta: Gerakan Bersama Menuju Kelestarian Lingkungan

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Emil Salim, pendiri Emil Salim Institute, menaruh harapan besar bahwa revitalisasi hutan mangrove di Pantai Utara DKI Jakarta akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kelestarian Indonesia secara keseluruhan, khususnya di pantai utara Jakarta. Dia menegaskan bahwa visi besar ini hanya dapat tercapai melalui kerjasama erat dari berbagai pihak terkait.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emil Salim Institute, bekerja sama dengan sejumlah mitra, telah meluncurkan program ambisius untuk merevitalisasi kawasan hutan mangrove di pantai utara DKI Jakarta.

Langkah ini juga memicu sebuah gerakan kolaboratif yang mengajak masyarakat untuk turut menanam pohon mangrove. Keputusan ini didasari oleh peran strategis kawasan tersebut dalam aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Emil Salim, pendiri Emil Salim Institute, menaruh harapan besar bahwa revitalisasi hutan mangrove di Pantai Utara DKI Jakarta akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kelestarian Indonesia secara keseluruhan, khususnya di pantai utara Jakarta. Dia menegaskan bahwa visi besar ini hanya dapat tercapai melalui kerjasama erat dari berbagai pihak terkait.

"Diharapkan langkah ini akan membuka jalan menuju kelestarian Indonesia pada tahun 2045, saat negara merayakan 100 tahun kemerdekaannya, serta di masa-masa yang akan datang," ujar Emil Salim dalam pidatonya pada Kamis (17/8/2023).

Emil Salim Institute, sebagai bagian dari Yayasan Environment Sustainable of Indonesia, merasa terpanggil untuk menginisiasi kolaborasi ini dalam rangka menjaga dan merevitalisasi hutan mangrove di pesisir utara DKI Jakarta, bersama dengan Komunitas Masyarakat Mangrove Muara Angke (Komma).

Komma, yang terdiri dari para generasi muda, tokoh masyarakat, mahasiswa, pelajar, dan pekerja yang memiliki komitmen kuat terhadap lingkungan, telah lama tinggal di wilayah Muara Angke dan secara aktif memperjuangkan pelestarian ekosistem mangrove. Mereka juga berupaya mengedukasi masyarakat sekitar untuk peduli terhadap pentingnya hutan mangrove.

M Said, Ketua Komma, menjelaskan, "Komma adalah wadah bagi para pemuda yang berdedikasi dan bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan mangrove tanpa pamrih."

Amelia F Salim Setiawan, Ketua Yayasan Environment Sustainable of Indonesia, menekankan pentingnya kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, perguruan tinggi, perusahaan, dan masyarakat sipil seperti Komma, dalam upaya pelestarian hutan mangrove.

Program revitalisasi kawasan hutan mangrove di pantai utara DKI Jakarta bertujuan untuk menciptakan model pembangunan berkelanjutan di kawasan pantai utara Jakarta. Model ini akan mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan pengelolaan ruang kawasan hutan mangrove serta pemberdayaan masyarakat pesisir.

E. Kurniawan Padma, Presiden Director Emil Salim Institute, menegaskan, "Tujuan utama adalah memastikan integrasi prinsip-prinsip keberlanjutan dalam perencanaan pengembangan kawasan strategis pantura Jakarta, sehingga wilayah ini tetap lestari hingga tahun 2045 dan masa depan."

Program ini juga fokus pada penanganan isu lingkungan yang menjadi prioritas dan strategis, terutama dalam konteks permasalahan lingkungan di wilayah pesisir. Tujuannya adalah menyusun perencanaan penataan ruang kawasan strategis pantura Jakarta yang lebih baik, menggabungkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Sebagai kawasan strategis Provinsi DKI Jakarta, Pantai Utara Jakarta memiliki peran penting sebagai pintu gerbang dari laut dengan beragam aktivitas masyarakat dan pembangunan yang berlangsung di sepanjang pantai selama sekitar 32 km. Wilayah ini meliputi beberapa kecamatan, yaitu Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Koja, dan Cilincing.

Hutan mangrove di DKI Jakarta memiliki peranan vital, seperti sebagai habitat burung, pengendali abrasi, serta pelindung dari intrusi air laut dan pencemaran. Oleh karena itu, kerusakan yang terjadi pada hutan mangrove disebabkan oleh faktor-faktor seperti abrasi, sedimentasi, dan pencemaran oleh sampah dan zat pencemar lainnya.

Hutan mangrove Muara Angke, yang terletak di Pluit, Penjaringan Jakarta Utara, menjadi proyek penting yang dikembangkan oleh komunitas masyarakat. Peran aktif masyarakat setempat dalam pengelolaan hutan mangrove akan menjadi kunci sukses dalam menjaga keberlangsungan program pelestarian mangrove ini.

Dengan kolaborasi yang erat antara Emil Salim Institute, Komma, dan berbagai pihak terkait lainnya, langkah besar menuju pelestarian dan revitalisasi hutan mangrove di pantai utara DKI Jakarta telah dicanangkan. Keberhasilan program ini akan membawa dampak positif jangka panjang bagi keberlanjutan lingkungan dan ekosistem Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini