Berdampak ke Pedagang Beras
Pedagang sembako yang kerap melakukan penyetokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur kini menjerit.
Pasalnya, sudah lebih dari satu bulan harga beras naik drastis.
Fauzi (48) selaku seorang pedagang sembako mengatakan kenaikan harga tersebut disebabkan karena adanya faktor kekeringan musim kemarau panjang yang melanda di beberapa wilayah.
Sehingga petani beras kesulitan untuk mendapatkan hasil panen maksimal.
“Untuk harga sekarang itu kalau beli Rp 604.000 (ukuran eceran mencapai 50 liter, biasanya itu kisaran Rp 500.000 berapa gitu, sekarang setiap hari naik terus, dampak kemarau terasa sekali,” kata Fauzi saat ditemui awak media di Pasar Induk Beras Cipinang, Selasa (5/9/2023).
Imbas lainnya, kualitas beras yang paling rendah pun kini sudah setara harga jualnya dengan beras yang berkualitas tinggi.
“Ini kan bisa 58 liter, nah seliter itu saya jual Rp 11.000 an, biasanya kalau jual yang beras kelas ini (kelas rendah) Rp 9.000 an, ini dampak dari kemarau panjang ini ngaruh sekali,” imbuhnya.
Baca juga: Warga Kudus Kesulitan Air Bersih karena Kemarau, BPBD Bagikan Air Bersih
Selaras disampaikan Firdaus (54) selaku seorang pedagang sembako yang juga mengambil stock dari Pasar Induk Beras Cipinang, bahwa kenaikan harga ini dinilainya sangat cepat.
Terhitung per hari, kenaikan harga bisa melonjak hingga tiga kali.
“Ini dalam satu bulan mungkin mereka sudah bisa sampai 50 kali, pagi naik, sore naik, bosan juga saya, kenaikan itu drastis mulai dari kalau dari awal-awal itu contoh ada yang harga awal Rp 500 ribu sekian, sekarang Rp 600 ribu lebih,” imbuh Firdaus.
Kini, Firdaus berharap pemerintah dapat mencari solusi segera mengatasi kenaikan harga beras secara sigap.
“Harapannya bagi masyarakat itu ya harga normal yang wajar, sekarang terlalu jadi kenaikan itu jangka waktu terlalu pendek, pagi naik, atau tidak siangnya naik, atau tidak sorenya udah naik,” pungkas Firdaus.
Laporan reporter Hironimus Rama | Sumber: Warta Kota