News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kiai Embay Ajak M untuk Menjadikan Pemilu 2024 Sebagai Ajang Pesta Demokrasi Yang Aman Dan Damai

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KH Embay Mulya Syarif

TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Menjelang Pemilu 2024, suhu politik di Indonesia mulai memanas. Muncul kekhawatiran akan terjadinya polarisasi dan perpecahan di masyarakat akibat perbedaan pilihan politik.

Di tengah situasi ini, pesan damai dan persatuan dari para tokoh agama sangatlah penting untuk didengar.

Salah satu tokoh agama yang lantang menyuarakan persatuan adalah KH Embay Mulya Syarif, Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar.

Kiai Embay mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan Pemilu 2024 sebagai ajang pesta demokrasi yang aman, adil, lancar, dan damai.

“Masyarakat harus ingat bahwa perbedaan pilihan politik adalah hal yang wajar dalam demokrasi. Kita tidak perlu terpecah belah hanya karena berbeda pilihan. Fanatisme politik yang berlebihan harus dihindari agar tidak memicu konflik,” imbau Kiai Embay di Serang, Banten, Minggu (4/2/2024).

Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki sejarah panjang dalam merawat persatuan di tengah keragaman. Kiai Embay mencontohkan Piagam Madinah yang dibuat oleh Nabi Muhammad SAW sebagai panduan bagi masyarakat Madinah yang multikultural. Piagam Madinah menjadi bukti bahwa perbedaan bisa disatukan dengan kesepakatan dan toleransi.

Indonesia juga memiliki Pancasila sebagai dasar negara yang dianalogikan Kiai Embay sebagai "Piagam Madinah versi Indonesia." Pancasila merupakan kesepakatan para pendiri bangsa untuk menyatukan bangsa yang beragam.

“Artinya, mengingkari Pancasila sama dengan mengingkari kesepakatan yang telah menyatukan bangsa ini,” tuturnya.

Untuk itu, Kiai Embay menghimbau para politisi untuk tidak menggunakan politik identitas dan ujaran kebencian demi meraih kekuasaan. Politik yang sehat harus mengedepankan persatuan dan kemajuan bangsa.

“Demi merawat persatuan Indonesia, kita harus kembali memahami bahwa bangsa ini berasal dari 200 kerajaan lebih yang terpisah-pisah di 17.000 pulau. Walaupun Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah dan ribuan suku, kita tetap bisa bersatu. Kepada semua politisi, janganlah sampai nikmat Allah yang berupa kebhinekaan dan persatuan bangsa ini dinodai hanya karena mendahulukan kepentingan politiknya. Jangan sampai ada dari kita yang menyebarkan kebencian yang sengaja dilakukan untuk memecah belah bangsa ini,” paparnya.

Kiai Embay menilai bahwa tokoh agama dan tokoh masyarakat memiliki peran penting dalam menyebarkan pesan damai dan persatuan kepada masyarakat. Ia juga mengajak para ulama dan tokoh agama untuk aktif menyampaikan nilai-nilai toleransi dan kebangsaan kepada umat.

Ketua Forum Pembaruan Pembaruan Kebangsaan Provinsi Banten ini mengajak seluruh pihak untuk mengedepankan persatuan dan toleransi. Dengan begitu bangsa Indonesia dapat melewati kontestasi politik dengan damai dan meraih kemajuan bersama.

Kiai Embay pun mengajak segenap bangsa Indonesia untuk bisa mengapresiasi negaranya sendiri. Mengambil perbandingan dari peradaban Bangsa Arab, yang dienal sebagai bangsa yang sulit untuk disatukan, hingga kemudian terpecah menjadi beberapa negara yang berdiri sendiri.

“Diutusnya Rasulullah kepada Bangsa Arab kala itu membawa perubahan yang sangat signifikan. Dalam tempo 20 tahun, yang terbilang singkat untuk mengubah suatu peradaban, Rasulullah bisa menyatukan bangsa Arab yang terpecah belah dengan kebiasaan mereka berperang antar suku, menjadi satu negara yaitu negara Madinah. Hal ini diawali dengan hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah dan membuat 5 kesepakatan, yaitu disebut dengan Misak Madinah atau Piagam Madinah,” jelas Kiai Embay. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini