Prof. Bambang mengajak masyarakat untuk mengedepankan perdamaian di atas perbedaan pilihan politik.
"Kedamaian akan menciptakan suasana berbangsa yang dapat mendukung pelaksanaan ajaran agama. Kedamaian lebih penting dari kemenangan sesaat," tegasnya.
Dirinyapun mengajak masyarakat Indonesia secara luas untuk ber-muhasabah. Apakah pihak yang terlibat telah mempertimbangkan hadirnya perdamaian dan kerukunan sebelum mengajak orang lain mengikuti pilihan kita? Apakah kampanye yang dilakukan menciptakan konflik horizontal atau tidak?
"Setelah pemilu, kita masih butuh saudara, teman-teman, dan para tetangga. Jika mereka terluka karena pilihan kita, maka hidup akan terasa sempit dan penuh konflik," ujarnya.
Prof. Bambang berharap Pemilu 2024 dapat berjalan dengan damai dan sukses. Perlu diingat setelah semua proses Pemilu 2024 ini dilalui oleh rakyat Indonesia, mereka harus melanjutkan kehidupannya seperti sedia kala.
"Beda pilihan itu pasti, karena likulli wijhatun huwa mawliha (setiap umat mempunyai kiblat pilihannya masing-masing yang dia menghadap kepadanya), jadi perbedaan pilihan itu pasti. Namun kita harus menjadikan perbedaan kiblat pilihan sebagai ajang fastabiqul khairat (berusaha menjadi yang pertama dalam setiap kebaikan)," harapnya.
Dirinya berpesan agar umat beragama harus menjadikan damai atas nama Tuhan sebagai sangkan-paraning dumadi (agar seseorang dapat mengenali dirinya sendiri). Penyelenggara harus menciptakan suasana damai, tidak melakukan tindakan yang dapat memancing kecurigaan.
“Para paslon capres-cawapres harus tampil sebagai sosok penuh kedamaian, karena ucapan dan perilakunya dapat menginspirasi para pendukungnya. Paslon yang ucapan dan perilakunya memancing kedamaian, dialah yang memenangkan fastabiqul khairat," jelas Prof. Bambang.