"Nanti itu prosesnya masih dalam penyelidikan lebih lanjut, karena kita harus menyamakan antara CCTV dengan keterangan para pihak," tuturnya.
Kasus dugaan perpeloncoan ini awalnya terungkap setelah ada laporan bahwa korban dilarikan ke RS Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.
Korban kemudian diperiksa dan dinyatakan tewas akibat kekerasan fisik.
Bantahan STIP
Pihak STIP telah memberikan klarifikasi tentang tewasnya P, taruna tingkat I, yang diduga menjadi korban penganiayaan senior.
Ketua STIP Jakarta, Ahmad Wahid, menegaskan tidak ada unsur perpeloncoan dalam kasus tewasnya P.
Menurut Ahmad, tewasnya P murni masalah pribadi antara korban dan senior.
"Jadi, di sini sebenarnya tidak ada perpeloncoan jadi kita sudah hapus semua perpeloncoan," kata Ahmad di lokasi, dikutip dari TribunJakarta.com, Jumat.
Ia mengklaim perpeloncoan di STIP telah dihapus satu tahun belakangan ini.
Ahmad berdalih kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan senior terhadap dipicu masalah pribadi.
"Karena itu (perpeloncoan) penyakit turun temurun saya sendiri sudah setahun di sini saya hapus semua itu nggak ada," ucap Ahmad.
"Itu di luar kuasa kita, karena tadi tidak ada dalam program kita, seperti tadi dijelaskan Pak Kapolres kejadiannya di kamar mandi. Jadi ini murni person to person," katanya.
Baca juga: Ini Identitas Siswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Seniornya, Korban Berasal dari Bali
Kemenhub Turun Tangan
Dalam kasus ini, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perhubungan (BPSDMP) meminta Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut (PPSDMPL) untuk membentuk tim investigasi internal.
"BPSDMP telah memerintahkan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut (PPSDMPL) untuk segera ke lokasi dan membentuk tim untuk melakukan investigasi internal mengenai insiden ini," kata Ketua STIP Jakarta Ahmad Wahid dalam keterangannya, Jumat.
Menurut Ahmad, BPSDMP Perhubungan akan melakukan evaluasi internal buntut dugaan kekerasan hingga menyebabkan kematian pada mahasiswa STIP Jakarta.