News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kecelakaan Maut di Subang

DPR Desak Pemerintah Larang Study Tour Buntut Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana Depok

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bus pariwisata dengan nomor polisi AD 7524 OG ini terguling diduga akibat rem blong.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari fraksi Demokrat, Dede Yusuf Macan Effendi mendesak pemerintah melarang study tour buntut kecelakaan maut yang menewaskan belasan siswa SMK Lingga Kencana di Subang, Jawa Barat.

"Saya sepakat dan setuju (larang study tour). Kalau pun saya juga adalah pemerintahan daerah, pasti saya akan mengurangi risiko," kata Dede Yusuf di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/5/2024).

Eks Wakil Gubernur Jawa Barat itu menyampaikan kewenangan melarang study tour ada di tangan menteri pendidikan RI.

Dia pun meminta segera adanya evaluasi apakah study tour masuk ke dalam kurikulum.

"Karena kalau domainnya melarang study tour atau tidak itu nanti melalui peraturan menteri. Kalau daerah adalah mengurangi risiko dengan cara mengurangi perjalanan-perjalanan yang tidak perlu. Sekali lagi, kita akan review apakah study tour masuk di dalam kurikulum atau tidak," ungkapnya.

Baca juga: Kumpulan Kisah Siswi dan Siswa SMK Lingga Kencana Depok Selamat dari Kecelakaan Maut di Subang

Dede pun mengusulkan study tour diganti dengan kegiatan yang menunjang kemampuan siswa lainnya.

Ia menyatakan setiap kegiatan haruslah ada korelasi dengan penunjan kemampuan siswa.

"Kalau kayak kemarin kan ya ciater itu wisata. Ngga ada kolerasinya sama study. Jadi ini semua harus kita bahas dan menurut saya untuk saat ini saya sepakat dengan pemerintah daerah melarang daripada ada kejadian-kejadian lain," katanya.

"Karena yang sering terjadi memang study tour atau kunjungan wisata ini ya hanya menggunakan ala kadarnya saja karena faktor biaya. Dan kadang-kadang orang tua pun merasa kayak dipaksa. Dalam tanda kutip dipaksa untuk biayai padahal tidak ada opsi tidak ada pilihan. Mereka hanya mengikuti saja," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini