News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketua Umum Gekrafs Kawendra Lukistian Kecam Eksploitasi Karyawan Brandoville Studio

Penulis: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Brandoville Studios - Brandoville Studios, sebuah studio game asal Indonesia tengah menjadi sorotan netizen karena diduga melakukan eksploitasu karyawan

Seperti dikutip dari Tribun Toraja, bukti-bukti yang disajikan mengungkap tindakan mengerikan, termasuk pemaksaan kepada karyawan untuk menampar diri sendiri sebagai bentuk hukuman, yang bahkan direkam melalui WhatsApp Video.

Selain itu, muncul laporan tentang pemaksaan karyawan untuk mengundurkan diri, serta pemecatan yang dilakukan secara tidak sah.

Karyawan juga mengaku mengalami pelecehan verbal, dipermalukan di depan umum, serta bekerja melampaui jam kerja yang ditentukan.

Salah satu kejadian yang paling mencolok adalah larangan bagi karyawan untuk mengambil cuti saat orang tua mereka meninggal, serta tuntutan untuk membayar biaya dinas dan alat kerja menggunakan uang pribadi, yang seharusnya menjadi tanggung jawab perusahaan.

Kejadian-kejadian ini membuat Brandoville Studios dikecam di berbagai media sosial. Namun, ternyata ini bukan pertama kalinya Brandoville Studios mendapat sorotan negatif.

Polisi Lakukan Penyelidikan

Polisi menyelidiki perusahaan bidang industri game dan animasi Brandoville Studios di Menteng, Jakarta Pusat yang diduga melakukan kekerasan atau penyiksaan terhadap karyawan.

Peristiwa tersebut viral di media sosial X setelah korbannya, yakni karyawan bernama Christa Sydney alias CS mengaku mendapat kekerasan fisik dan verbal oleh bosnya, Cherry Lai alias CL, di tempat kerjanya itu.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus mengatakan keterangan yang didapat sementara dari saksi sekuriti di sekitar lokasi bahwa perusahaan sudah beroperasi di sejak 2019.

"Didapatkan informasi perusahaan BS ini bergerak di bidang industri game dan animasi. Beroperasi sekitar 2019 dan setahu saksi, pemilik tempat tersebut milik orang asing (Chinese),” kata Firdaus kepada wartawan, Minggu (14/9/2024).

Jumlah karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut sebanyak 80 orang terdiri dari laki-laki dan perempuan

“Karyawannya laki-laki dan perempuan kurang lebih berjumlah 80 karyawan," sambung Firdaus.

Adapun jam kerja karyawan di perusahaan tersebut juga tidak menentu.

Keterangan dari saksi bahwa karyawan perusahaan baru pulang bekerja pada subuh pukul 04.00 WIB.

"Jam pulang karyawan tidak sama, paling cepat pukul 18.00 WIB dan paling lama pukul 04.00 WIB," ujarnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini