TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa tak kenal tempe dan tahu. Lauk pengganti ikan dan daging ini memang sangat merakyat. Yang mengkonsumsinya dari berbagai kalangan masyarakat, tak hanya rakyat jelata namun dari presiden, menteri, dan pejabat negara lainnya ikut mengkonsumsi tempe dan tahu. Menteri Pertanian Suswono salah satunya.
"Itu makanan kesukaan saya," kata Mentan, Selasa(24/7/2012) malam di Istana Negara, Jakarta.
Namun lauk populer di Indonesia itu kini hilang di pasaran. Ini gara-gara aksi mogok dari perajin tempe dan tahu di Jakarta dan kota-kota sekitarnya melakukan aksi mogok berproduksi.
Aksi mogok akan dilakukan hari ini hingga tiga hari ke depan. Tak hanya konsumen penikmat tempe dan tahu yang dibuat namun Presiden SBY bahkan kabarnya menginstruksikan kepada menteri terkait untuk segera membenahi masalah ini terutama soal stok dan harga kedelai yang jadi penyebab utama harga tempe dan tahu naik.
"Ini menjadi perhatian pemerintah. Dan semua pihak yang memiliki andil untuk bisa mengupayakan agar tidak terjadi kelangkaan dan harga yang meningkat dalam sektor kedelai," kata Juru Bicara Presiden, Julian Aldrian Pasha.
Instruksi Presiden berbuah hasil. Pagi tadi, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa langsung mengadakan rapat koordinasi dengan menteri terkait membahas permasalahan kedelai.
Tak hanya Presiden dan menteri yang dibuat sibuk oleh tempe dan tahu. Para pedagang lauk dan pauk juga kena dampaknya.
"Besok (hari ini) tempe dan tahu enggak ada Pak. Jadi belinya sekarang saja," kata Mang Ade, pedagang sayur di Villa Pamulang Mas Tangerang, Banten, kepada konsumennya kemarin.
Seorang ibu rumah tangga pun membeli tempe untuk kebutuhan dua hari ke depan.