News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penembakan Solo

Tinjau Ulang UU Terorisme

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga dan kerabat membawa peti jenazah terduga teroris, Muchsin Sanny Permadi, saat tiba di tempat pemakaman umum (TPU) Pondok Rangon Jakarta Timur, Jumat (7/9/2012). Farhan Mujahid dan Muchsin Sanny Permadi tewas ditembak tim Densus 88 di Solo yang diduga menjadi pelaku penembakan pos Polisi. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gemparnya aksi teror berturut-turut membuat Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay menilai, UU Nomor 15 tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme perlu ditinjau kembali.

"UU Tindak Pidana Terorisme itu perlu dibaca ulang lagi apakah UU itu sudah sesuai peruntukannya," ujar Saleh usai dialog Polemik yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2012).

Menurut Saleh, UU ini patut dipertanyakan, apakah cocok dengan iklim masyarakat di Indonesia yang pluralistik. Bahkan, lanjut Saleh, bisa jadi UU Tindak Pidana Terorisme yang kini berlaku malah menumbuhkan bibit teror yang baru.

"Jangan-jangan UU Terorisme itu sendiri yang menyebabkan munculnya radikalisme dan terorisme baru," kata Saleh.

Lebih lanjut, Saleh mengatakan, bisa jadi cikal bakal aksi balas dendam para pelaku tindakan terorisme ini akibat adanya UU Tindak Pidana Terorisme itu sendiri.

"Katakanlah ada klausul yang memberikan kebebasan kepada penegak hukum untuk tembak di tempat, itu yang membuat sakit hati yang ditembak itu. Jadi belakangan muncul aksi gerakan balas dendam," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini