TRIBUNNEWS.COM,DENPASAR--Tim penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air Armada Wilayah Timur (Dislambair Armatim) TNI AL mengaku siap memotong bangkai pesawat Boeing 737-800 Lion Air JT 904.
Semua peralatan selam dan pemotong sudah berada di posisinya. Tim penyelam ternyata memiliki ritual khusus sebelum menjalankan tugas.
"Ritual itu untuk keselamatan dan kelancaran kerja," kata Ketua Tim, Kapten Laut (kh) Asih Hamzah, Selasa (16/4).
Diungkapkan, ritual itu berupa doa khusus di lokasi kejadian. "Kami terlatih dan memiliki pengalaman, tetapi tetap harus nyuwun sewu (permisi) kepada 'penunggu' di lokasi agar memudahkan kerja kami," ungkap perwira yang masuk tim penyelam sejak 1994 itu.
Asih menganggap ritual itu juga membuat mental anggotanya menjadi lebih kuat. Baginya, doa merupakan bentuk pasrah kepada Tuhan setelah berusaha.
Tim yang dibawa Asih ke Bali beranggotakan penyelam terbaik. Mereka bukan hanya ahli penyelaman, tetapi menguasa teknik penyelamatan. "Kami sering turun untuk evakuasi pesawat terbang," ungkapnya.
Selain di Bali, Asih pernah melibatkan timnya untuk proses evakuasi kecelakaan pesawat di perairan Sulawesi dan Sumatera Selatan. "Kami dibekali kemampuan cutting (memotong) pesawat, las air dan darat, serta keselamatan," imbuh Asih.
PT Angkasa Pura sebagai pengelola Bandara Ngurah Rai memasrahkan prosedur evakuasi kepada TNI AL. "Evakuasi bangkai pesawat didelegasikan kepada kami," ujar Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Denpasar Letkol Laut (P) Edi Eka.
Untuk memaksimalkan proses evakuasi, TNI AL mengerahkan KRI Hiu dan KRI Badik. Dua kapal perang tersebut didatangkan dari Armada Wilayah Timur (Armatim). SURYA/IDL