TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan rahasia lagi jika mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq pernah berkunjung ke rumah Darin Mumtazah, di Jalan Bhineka Raya No 3 RT 10/09, Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur.
Darin, siswi kelas 3 SMK, ternyata memiliki panggilan sayang untuk tersangka Tindak Pidana Pencucian Uang (TTPU) dan suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian.
"Saya dengarnya begitu. Waktu saya mijitin Bapak Luthfi beberapa bulan lalu. Pak Luthfi minta minyak angin untuk pijit ke Darin, manggilnya 'mamah'. 'Mah, mana minyak anginnya'," kata Suyitno, petugas keamanan yang menjaga Kompleks Perumahan Bhineka, Cipinang, Jakarta Timur, mencontohkan gaya bicara Luthfi, Rabu (22/5/2013).
Suyitno menambahkan, Darin juga membalas dengan sebutan 'Papah'.
"Setelah Bapak Luthfi meminta minyak angin, Darin membalas dengan sebutan 'Pah'. Iya Pah," katanya.
Namun, Suyitno masih bingung, apakah sebutan 'Mamah' untuk Darin atau untuk Umi (ibunda Darin).
"Saya juga tidak tahu pasti, apakah sebutan itu untuk Darin atau ibunya Darin," ujarnya.
Menurut Suyitno, Luthfi tidak pernah lama berada di rumah Darin. Namun, Luthfi selalu datang ke rumah itu, minimal seminggu dua kali.
"Tapi, paling-paling cuma sehari atau setengah hari, Pak Luthfi sudah pergi. Tapi, pernah juga dua hari di sini, di dalam rumah terus," ungkap Suyitno.
Sebelumnya, Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) memanggil Darin Mumtazah dua kali, untuk diperiksa terkait kasus suap impor daging sapi dengan tersangka LHI.
Namun, dari dua kali pemanggilan, Darin tidak kunjung hadir. Sebab, surat panggilan tidak sampai ke alamat Darin. Sementara yang kedua, tidak ada konfirmasi dari Darin. Pemanggilan Darin diawali dari beredarnya foto seorang wanita di dunia maya. Wanita tersebut diduga punya hubungan khusus dengan LHI. (*)