TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat bisa mendapatkan keuntungan dari hiruk pikuk pemberitaan soal korupsi yang kini terus difokuskan ke PKS. Badai yang sebelumnya menghinggapi Demokrat kini perlahan menghilang dari ingatan.
"Badai telah berlalu di partai Demokrat, hiruk pikuk riuh rendah pemberitaan korupsi pindah pada PKS, apalagi dengan diumumkannya konvensi capres partai Demokrat Juni depan ini maka dapat dipastikan partai Demokrat akan menanjak elektabillitasnya mendekati pemilu 2014," kata Board of Advisor Center for Strategic and International Studies Jeffrie Geovanie dalam pernyataan yang diterima Tribunnews, Minggu(26/5/2013) malam.
Menurut Jeffrie, kini semakin mudah memprediksi empat besar pemenang pemilu 2014. PDIP, Gerindra, Golkar dan Demokrat hanya akan berselisih 1-2% saja perolehan suaranya.
Empat partai tersebut kata Jeffrie akan mendominasi perolehan suara pemilu 2014 dengan setidaknya 80 persen suara. Untuk capres pun, muka-muka lama akan tergantikan wajah-wajah baru karena SBY berani menampilkan capres muda melalui ajang konvensi capres partai demokrat, seperti Gita Wiryawan salah satunya.
"Dugaan saya, Megawati pun akan ikhlas melepaskan tiket pencapresan PDIP pada Jokowi yang semakin melejit elektabilitasnya saat ini. Dengan dua kandidat capres wajah baru tersebut, masyarakat Indonesia akan mengabaikan wajah-wajah lama,"ujar Jeffrie.
Sementara itu Peneliti Maarif Institute, Endang Tirtana mengatakan apabila ingin memenangkan hati masyarakat dan menjadi pemenang pemilu 2014, seluruh partai politik harus melakukan gerakan katarsis atau pembersihan diri dan masyarakat harus juga pro aktif memantau kinerja seluruh institusi politik,tidak hanya parpol,tetapi juga pemerintah baik itu eksekutif,yudikatif,dan legislatif.
"Ada dua hal yang saya kira penting untuk melihat psikologi pemilih kita saat ini. Pertama, apatisme terhadap politik menurut saya bukan solusi terbaik. Sistem demokrasi sudah kita anut sebagai sistem politik di Indonesia yang salah satunya diwujudkan melalui jalur pemilihan langsung.
Sehingga, masyarakat harus betul-betul memanfaatkan hak nya untuk memilih pemimpin yang kuat dalam artian tegas,berpihak pada kepentingan masyarakat,jujur,dan bersih dari kasus korupsi. Jika tidak, maka kandidat yang tidak jelas bisa-bisa menjadi pemimpin anda,"ujarnya.
Pesimisme terhadap kandidat-kandidat yang ada lanjut Endang juga harus diminimalisir dengan masifnya masyarakat menyampaikan aspirasinya melalui beragam kanal demokrasi. Media sosial dan "citizen journalist" bisa menjadi alat bagi masyarakat biasa untuk memasifkan informasi sebagai pelengkap dari media-media cetak dan elektronik yang sudah ada.
"Selain itu organisasi non-pemerintah harus bersuara nyaring sebagai "watch-dog" agar peluang dan kesempatan untuk manipulatif dan koruptif bisa terminimalisir,"katanya.
Soal konvensi, Endang memandang siapapun pemenang konvensi Demokrat dan Presiden 2014, harus bekerja untuk kepentingan rakyat. Untuk itu rakyat jangan salah pilih dan harus selalu melakukan kontrol terhadap calon-calon yang nanti dipilih.