TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang voting pada rapat Paripurna DPR untuk pengesahan RAPBN Perubahan 2013 yang di dalamnya mengatur kenaikan harga BBM, Fraksi Partai Gerindra berbalik sikap. Gerindra yang awalnya mendukung kenaikan harga BBM kini justru menolak kenaikan BBM dan menolak pengesahan RAPBN-P 2013.
Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Zon beralasan, skema APBN-P tidak mengubah beban subsidi BBM. Justru subsidi BBM bertambah dari Rp 194 trilyun menjadi Rp 210 trilyun. Padahal seharusnya ketika harga BBM dinaikkan, subsidi turun.
Lagipula, RAPBN-P juga tidak ada jaminan kompensasi kembali ke rakyat dalam wujud transportasi murah dan infrastruktur. Atas dasar itulah, Gerindra menolak kenaikan BBM dan menolak pengesahan RAPBN-P, sesuai instruksi Ketua Dewan Pembinanya, Prabowo Subianto.
Meski Gerindra berbalik sikap, kenaikan harga BBM tak terelakkan. Jika dilakukan voting, lima fraksi pengusung kenaikan harga BBM yakni Demokrat, Golkar, PAN,PPP dan PKB tetap dominan dengan 366 suara. Sedangkan empat fraksi penolak kenaikan BBM yakni PDIP, PKS, Hanura dan Gerindra hanya 194 suara.
Berikut skema jika voting dilakukan:
A. Fraksi Parpol di DPR RI Pendukung Harga BBM Naik:
Fraksi Partai Demokrat (F-PD) 148 suara
Fraksi Partai Golongan Karya (F-PG) 107 suara
Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) 46 suara
Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) 37 suara
Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) 28 suara
TOTAL SUARA = 366 suara Anggota DPR (65 persen dari jumlah anggota DPR RI 560 orang)
B. Fraksi Parpol di DPR RI Penolak Harga BBM Naik:
Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) 94 suara
Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (F-Gerindra) 26 suara
Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (F-Hanura) 17 suara
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) 57 suara
TOTAL SUARA : 194 suara Anggota DPR (35 persen dari jumlah anggota DPR RI 560 orang)