Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPD La Ode Ida tidak sependapat bila kerusuhan LP Tanjung Gusta, Medan hanya kesalahan Wamenkumham Denny Indrayana.
"Itu bukan kinerja perorangan, tapi sistem pembinaan dan pengelolaan LP yang kurang diperhatikan," kata La Ode melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Minggu (14/7/2013).
La Ode mengatakan keluhan tentang matinya listrik hanyalah faktor pemicu, kendati memang kondisional sangat beralasan. Namun, terpenting adalah memastikan bahwa di intern LP musti dicegah terjadinya penyatuan narapidana yang bisa jadi kekuatan massa tak terkendali. "Selain itu harus juga dievaluasi tentang campur-aduknya narapidana dalam satu LP," kata La Ode.
La Ode melihat dicampurnya narapidana korupsi dan mafia narkoba membuat kekuatan tersendiri. "Mereka masih memiliki kekuatan dana untuk menggerakkan narapidana lainnya," tuturnya.
Seharusnya, kata La Ode, terdapat pemisahan antara narapidana narkoba, korupsi dan terorisme.
"Sehingga pembinaannya juga akan fokus berdasarkan karakter kejahatannya. Tentu saja fasilitas kebutuhan dasar musti dipenuhi," ujar La Ode.
Sebelumnya, sebanyak 212 narapidana melarikan diri sekitar pukul 18.30 WIB, Kamis (11/7/2013). Mereka keluar melalui pintu portir Lapas Tanjung Gusta, setelah membakar gedung perkantoran yang ada di dalam Lapas. Kaburnya narapidana tersebut diawali dengan kerusuhan di dalam Lapas. Penghuni Lapas marah setelah sejak subuh listrik mati dan pasokan air bersih kurang. Hal tersebutlah yang menyulut kerusuhan.
Pengejaran masih terus dilakukan terutama terhadap narapidana terorisme yang ikut melarikan diri dalam peristiwa tersebut.