Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari sekian banyak aset kekayaan mantan Kepala Korlantas Polri, Irjen (Pol) Djoko Susilo, hanya keris yang takĀ "disentuh" petugas KPK terkait dugaan pidana korupsi proyek Simulator SIM Rp 196,8 miliar dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Sang juru rawat keris Djoko, Indrajaya Februharyadi, membeberkan ihwal tentang keris-keris sang jenderal saat duduk di kursi saksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa, 16 Juli 2013, petang.
Indra mengungkapkan, hingga saat ini keris sakti yang dititipkan oleh Djoko kepadanya mencapai lebih dari 200 buah.
Mencengangkan, karena Indra yang mantan anggota Kodam Brawijaya Malang itu pun mengungkapkan harga sebuah keris tersebut tidak ada yang di bawah ratusan juta rupiah alias miliaran rupiah.
Bahkan, pada 2004, Djoko pernah membeli sekitar 16 keris sakti seharga Rp 1,6 miliar dengan menukar sebuah rumah mewahnya di kawasan Depok plus uang tunai Rp 150 juta.
Indra dengan logat Jawanya mengatakan, penyidik KPK pernah mendatangi rumahnya dengan maksud untuk menyita beberapa keris itu. Namun, para penyidik itu tak berani melakukannya kendati sudah ia izinkan.
Sang juru rawat keris-keris pusaka sang jenderal pun mengakui kerap melaksanakan ritual memandikan keris pusaka milik Djoko Susilo setiap Malam 1 (Satu) Suro.
Usai sidang pada malam itu, Djoko keluar dan berjalan santai dari lift dengan dikawal oleh dua petugas tahanan dan penyidik KPK menuju bangku lobi pengadilan.
Rupanya, Djoko melihat sang penasihat hukumnya, Junivert Girsang, tengah asyik berbincang dengan beberapa wartawan. "Ini Pak (Djoko), teman-teman wartawan pada pada ingin tahu soal keris bapak," kata Junivert saat mengutarakan materi pembicaraannya dengan para awak media.
Sang jenderal pun langsung menghampiri dan menyalami satu per satu awak media di lobi pengadilan bekas bank swasta itu.
Dengan duduk di kursi hijau nan lusuh, Djoko mulai menceritakan sejarah dirinya bisa mengoleksi lebih dari 200 keris sakti tersebut.
Djoko mengatakan, sebagian keris koleksinya adalah peninggalan kerajaan-kerajaan di Indonesia, seperti kerajaan Kutai Kertanegara. "Keris macam-macam. Setiap raja itu punya kelebihan-kelebihannya. Tapi saya enggak hapal," kata Djoko.
Sang jenderal polisi bintang dua dan lulusan Akademi Kepolisian 1984 itu mengaku mulai mengoleksi keris pusaka sejak berpangkat kapten di Solo. Dan semua itu dilakukan karena hobi.