TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melantik Jenderal Moeldoko sebagai Panglima TNI, menggantikan Laksamana Agus Suhartono.
Pelantikan digelar di Istana Negara, Jakarta, Jumat (30/8/2013). Usai dilantik, Jenderal Moeldoko mengatakan langkah pertama yang akan ia lakukan adalah konsolidasi untuk memahami organisasi TNI.
"Kira-kira tidak lama setelah itu, lalu penguatan SDM TNI. Prajurit-prajurit TNI harus profesional dan di sisi lain harus militan, jangan alutsista-nya bagus prajuritnya memble," kata Moeldoko.
Bekas Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) juga bakal membenahi kultur, agar TNI dapat memahami kehendak rakyat terhadap TNI.
Mengenai kultur di TNI, Moeldoko menegaskan bahwa fokus reformasi TNI soal masih adanya prajurit TNI yang ugal-ugalan.
"Itu harus dibenahi secara serius," ucapnya.
"Lalu moderenisasi alutsista (alat-alat utama sistem persenjataan), akan kami tingkatkan dan jalankan dari waktu ke waktu," ujarnya.
Ia berharap, semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi, dengan sendirinya penambahan alutsista akan dilakukan.
"Lalu, bagaimana saya harus dapat menjamin seluruh prajurit saya netral? Ini yang harus kerja keras. Kami juga harus dapat berkontribusi dalam pemilihan umum, agar tidak ada hambatan apapun. Dari sisi logistik kami siap membantu," paparnya. (*)