TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-- Putra Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin tetap berbelit-belit.
Padahal, segala upaya dilakukan majelis hakim untuk membujuk saksi Ridwan Hakim agar jujur dalam sidang dugaan suap kuota impor daging sapi dengan terdakwa Ahmad Fathanah.
Ridwak diingatkan terikat sumpah demi Allah yang diucapkan di bawah Al Quran hingga ancaman pidana penjara jika tak memberikan keterangan benar. Namun, seakan sia-sia.
Ridwan menutupi keterlibatan ayahandanya dalam tunggakan pembayaran komisi pengurusan kuota impor daging sapi dari PT Indoguna Utama pada masa lalu.
Jurus terakhir berupa tuturan kisah diterapkan Ketua Majelis Hakim Nawawi Pomolango untuk membujuk Ridwan.
”Ini jadinya antiklimaks. Saya cukup banyak kenal orang bernama Ridwan. Ridwan sang penjaga surga dan Ridwan tetangga saya,” kata Nawawi.
Dalam agama Islam, malaikat penjaga surga memang bernama Ridwan. ”Ridwan tetangga saya pernah telepon, ’Pak, rumah Bapak kemalingan.’ Saya pulang ternyata benar rumah saya kemalingan.
Sejak saat itu saya percaya pada orang bernama Ridwan. Saya berharap Saudara bisa jadi Ridwan ketiga yang bisa saya percaya,” bujuk Nawawi.
Pertanyaan selanjutnya Nawawi adalah siapa Bunda Putri yang dalam rekaman percakapan digambarkan sebagai sosok penting yang bisa memengaruhi para pengambil kebijakan di negeri ini.
Bunda Putri bisa memindahkan para pejabat di kementerian dan bahkan dalam percakapan bisa membuat ”lurah” pusing.
Namun, tetap saja Ridwan memilih melindungi Bunda Putri dan mengaku tak tahu jika ditanya maksud isi percakapan antara Luthfi Hasan Ishaaq dengan Bunda Putri dan dirinya. ”Bunda Putri itu mentor bisnis saya,” kata Ridwan.
Dalam persidangan itu, Jaksa KPK kemudian memutar rekaman percakapan antara Ridwan dan Fathanah, membahas tunggakan uang Rp 40 miliar.
Dalam percakapan terdengar suara Ridwan paham soal perkara itu. ”Sudah beres 40 lebih dikirim lewat Sengman dan Hendra waktu itu,” kata Fathanah. ”Belum sampai bos,” Ridwan menjawab.
Nama Sengman ini membuat hakim penasaran. Nawawi bertanya siapa Sengman. ”Itu nama orang. Dia utusan Pak Presiden kalau ke PKS,” jawab Ridwan.
Sementara Hendra adalah temannya Sengman. Ridwan mengatakan, ia sudah pernah menjelaskan kepada penyidik siapa Sengman ini. Diduga, Sengman inilah yang menggondol jatah komisi Rp 40 miliar yang harusnya untuk Hilmi.
Dari semua pengakuan Ridwan, hanya pengakuan terkait Sengman inilah yang ia ucapkan tegas. Kini, tinggal dua nama misterius, yaitu Sengman ”utusan presiden” dan Bunda Putri ”mentor Ridwan”.
Dalam rekaman, tergambar jelas bagaimana sosok Bunda Putri ini yang bisa memanggil Luthfi ke rumahnya.