News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Irman Gusman: Indonesia Jangan Terjebak Demokrasi "Cacat"

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua DPR Marzuki Alie(kiri) dan Ketua DPD Irman Gusman(kanan) saat acara buka puasa bersama di kediaman Ketua DPD, Rabu(24/7/2013).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Irman Gusman, menyatakan kualitas demokrasi di Indonesia terbilang “cacat”. Irman menyebut,  dalam kurun waktu 15 tahun perjalanan demokrasi, bangsa ini masih berkutat pada demokrasi yang prosedural, bukan demokrasi yang substantif.

Menurut Peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, sebagai negara yang besar, Indonesia memiliki peluang untuk tampil sejajar dengan bangsa-bangsa lain dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.

Untuk itu Indonesia diharapkan tidak terjebak dalam demokrasi yang berkualitas rendah demi mewujudkan bangsa yang mandiri, berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan.

“Kuncinya terletak pada pemimpin bangsa. Pemimpin yang lahir dari demokrasi akan mampu menentukan arah kebijakan dan pembangunan bangsa, “ kata Irman saat memberikan kuliah umum bertajuk “Mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur dalam perspektif demokrasi, toleransi, dan hak asasi” di kampus UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Selasa (3/9/2013).

Negara yang sedang menjalani proses demokratisasi, katanya, kadang terjebak pada pilihan dilematis antara membangun sistem terlebih dahulu, ataukah melahirkan pemimpin yang unggul lebih dulu.

Irman menjelaskan, dilema itu tak perlu terjadi apabila Indonesia memiliki pemimpin yang memang memiliki rekam jejak atau pengalaman ikut melahirkan sistem demokrasi.

“Pemimpin itu harus memiliki pengalaman melahirkan sistem demokrasi, bukan sekadar pemimpin yang instan,” ujar Irman.

Irman menilai tahapan transisi demokrasi di Indonesia masih menyisakan sejumlah persoalan di negeri ini. Yakni seperti lemahnya penegakan supremasi hukum, pemberantasan korupsi secara tegas, serta tingginya angka kesenjangan di Indonesia, baik kesenjangan ekonomi maupun kesenjangan antarwilayah.

“Bangsa ini memerlukan pemimpin yang promblem solver. Kita butuh pemimpin baru yang membawa solusi,” tandas dia.

Karena itu, momentum pemilu yang akan kita hadapi tahun depan tidak kalah krusialnya dari momen-momen sebelumnya.  “Tidak ada bangsa yang ingin berjalan di tempat apalagi mundur, oleh karena itu saatnya kita dorong lokomotif demokrasi ini dengan tekad dan idealisme bersama,” ungkap Irman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini