News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

rakernas pdi perjuangan

Megawati Sebut Jokowi Simbol Regenarsi

Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo meninjau kios pedagang usai meresmikan Pasar Blok G Tanah Abang Jakarta Pusat, Senin (2/9/2013). Pasar dikhususkan untuk pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan di pinggir jalan sekitar pasar Tanah Abang. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Dalam Rapat Kerja Nasional III PDI Perjuangan di Econvention Hall, Ancol, Jakarta, Jumat (6/9/2013), Jokowi didapuk sebagai pembaca Dedication of Life yang pernah dibacakan Bapak Bangsa, Soekarno pada 10 September 1966.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, mengaku bukan tanpa asalan kenapa Gubernur DKI Jakarta itu yang ditunjuk untuk membacakan Dedication of Life dalam rakernas yang seluruh pengurus di tingkat DPP, DPD dan DPC.

"Untuk membaca Dedication of Life Bung Karno adalah Pak Jokowi. Katakan itu sebuah makna, sebuah regenerasi secara alami itu pasti berlanjut," ujar Megawati sebelum memberikan pidato politiknya. Alasan Megawati ini langsung disambut tepuk kader PDI Perjuangan.

Mendengar tepuk terus menggema, Megawati meminta berhenti. Ia mengaku, regenerasi terjadi di seluruh kader PDI Perjuangan dan itu sudah menjadi hukum alam. Pelajaran itu ia ambil dari Soekarno bahwa regenerasi adalah nature, alam yang terus berubah.

"Kalau Bung Karno bilang itu nature, alam. Jadi memang kalau kita melaksanakan hal itu, yang mengikuti rakernas harus menyadari, Bung Karno mengatakan tidak ada dalam pikiran beliau mau mengatakan sebagai presiden seumur hidup," ungkapnya.

Sebelumnya, suasana hening ketika Jokowi mulai membaca Declaration of Life. Di kiri kanan panggung, foto Soekarno terpampang di atas layar masing-masing berukuran kurang lebih enam kali tujuh meter.

Inilah Dedication of Life karya Soekarno yang dibacakan Jokowi.

Saya adalah manusia biasa. Saya dus tidak sempurna. Sebagai manusia biasa saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Hanya kebahagiaanku ialah dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada Bangsa. Itulah Dedication of Life ku.

Jiwa pengabdian inilah yang menjadi falsafaf hidupku, dan menghikmati serta menjadi bekal hidup dalam seluruh gerak hidupku. Tanpa jiwa pengabdian ini saya bukan apa-apa. Akan tetapi dengan jiwa pengabdian ini, saya merasakan hidupku bahagia dan manfaat

Soekarno 10 September 1966.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini