TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Toilet khusus laki-laki di samping ruang rapat Komisi VIII DPR, Jakarta, mendadak tenar.
Di toilet berukuran kurang lebih 3x4 meter, kabarnya dilakukan lobi-lobi antara anggota Komisi III DPR Bahruddin Nashori dengan Calon Hakim Agung Sudrajat Dimyati.
Lobi-lobi menjurus upaya memuluskan jalan bagi calon Hakim Agung menjadi Hakim Agung.
Tribunnews.com, Jumat (20/9/2013) siang melihat dari dekat toilet itu. Di toilet itu, ada lima buah uriner dan tiga kamar mandi. Dari lima buah uriner, satu di antaranya rusak, dan tidak bisa digunakan untuk buang air kecil.
Di dalam toilet ada sebuah gudang berukuran kecil, berisi alat perlengkapan pembersih kamar mandi seperti kain pel, cairan pembersih kamar mandi, dan tisu.
Namun, penutup gudang kecil itu bertuliskan 'gudang rusak'. Ketika Tribunnews.com melihat dari dekat gudang itu, ada seekor kecoak yang bersembunyi di belakang penutup gudang.
Toilet itu memang tidak terang benderang oleh pencahayaan lampu. Jadi, pengguna toilet menyebutnya toilet remang-remang. Meskipun, ada empat bohlam lampu terpasang di plafon, cahayanya sangat redup.
Cahaya redup diperparah dengan keramik lantai berwarna cokelat, serta dinding keramik berwarna abu-abu tua.
Pencahayaan toilet di Gedung DPR, berbeda dengan toilet di Istana Presiden, Jakarta, yang didominasi keramik putih serta plafon warna putih, plus lampu yang terang-benderang.
Soal lobi-lobi toilet, Bahruddin dan Sudrajat telah membantahnya. Namun, tetap saja muncul kecurigaan publik akan adanya lobi semacam itu, jelang pemilihan Hakim Agung di DPR. (*)