TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penentang kebijakan pemerintah yang memproduksi Low Cost Green Car (LCGC) atau mobil murah kini muncul dari Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Prabowo mengatakan kurang setuju karena Indonesia seharusnya memiliki industri otomatif nasional dan tidak buru-buru membuka keran impor.
"Saya kok agak cocok dengan Jokowi (Gubernur DKI Jakarta). Menurut saya yang harus kita utamakan kereta api, mass rapid transit, semua transportasi massal dan kuat untuk rakyat banyak," ujar Prabowo kepada wartawan, di di Premiere Lounge, Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (28/9/2013).
Jika tidak memperbaiki dan membangun transportasi massal, lanjut Prabowo, kota-kota di Indonesia akan macet dengan serbuan mobil murah. Bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu pun mengatakan Bandung dan kota lainnya masuk dalam kategori kota macet selain Jakarta.
Pensiunan jenderal bintang itu khawatir jika produksi mobil murah menyebabkan Indonesia tidak produktif dan tidak memiliki industri otomotif nasional. Padahal, kata dia, Indonesia sudah puluhan tahun merdeka namun garam, ikan asin, ikan teri saja masih diimpor.
"Jadi mobil murah menurut saya harusnya buatan Indonesia. Masa kita sudah sekian puluh tahun tidak punya industri mobil sendiri? Kita buru-buru buka pintu (impor) aduh kapan Indonesia produktif?" kata Prabowo.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memberikan kritik atas kebijakan pemerintah pusat terkait mobil murah yang harganya di bawah Rp 100 juta itu berpotensi menambah kemacetan Jakarta.