TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Pesan yang masih diingat oleh Sekretaris Kabinet Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Frans Watu, dari Bunda Putri. "Jangan melawan Presiden SBY," ujar Frans menirukan perkataan Bunda Putri saat berbincang dengan Tribunnews.com, Rabu (23/10/2013).
Frans membenarkan, Non Saputri adalah Bunda Putri. Yang tak lain adalah Dewan Pembina LIRA. Pada kurun waktu 2007-2008 LIRA ketika itu mendeklarasikan pembentukan LIRA Hijau. Seiring dengan perjalanan waktu, Bunda Putri kemudian didaulat menjadi Dewan Pembina LIRA.
Tak lama kemudian, cerita Frans, LIRA membentuk tim pemenangan SBY- Boediono, President Center. Bunda Putri menjadi tim pemengan SBY -Boediono yang misinya ketika itu adalah Gerakan Pilpres satu putaran.
"Ketika itu, Bunda Putri mewanti-wanti kami untuk tidak melawan Presiden. Karena kita adalah tim pemenangan SBY-Boediono. Kita adalah LSM pendukung SBY, harus support, tapi bukan underbow Partai Demokrat," Frans menjelaskan.
Tak dipungkiri, kata Frans sangat mungkin Bunda Putri mengenal Presiden SBY. Bunda Putri adalah salah seorang sosok wanita yang sangat sulit untuk didekati orang sembarangan. "Beliau itu pernah mati suri, saya kerap bertemu beliau jika ada agenda kerja LIRA," cerita Frans.
Frans juga membenarkan, Bunda Putri memiliki rumah di bilangan Pondok Indah, di samping Pom Bensin. Pasca namanya diungkap di pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) dalam kasus dugaan korupsi impor daging sapi, Bunda Putri, kata Frans, semakin sulit ditemui.
Terakhir, saat dua hari jelang pencoblosan. Kami, LIRA adalah pendukung Pakde Karwo pada Pilgub Jatim kemarin. Kami sama-sama ke Jawa Timur sebelum pencoblosan. Pak Karwo ketika kami datang, tidak hadir karena ketika itu sudah masuk minggu tenang," ujarnya.