TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Perayaan Tahun Baru Islam ke 1435 H yang jatuh pada Selasa (5/11) kemarin, dimanfaatkan keluarga besar Gubernur Banten, Ratu Atut untuk menjenguk dan bercengkerama dengan Tubagus Chaeri Wardana (Wawan) di Rutan KPK.
Adik kandung ratu Atut, sekaligus suami Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmy Diani itu merikukidi Rutan KPK sekitar sebulan, karena diduga memberi suap Rp 1 miliar ke mantan Ketua MK Akil Mochtar. Suap itu terkait sengketa Pilkada Lebak, Banten.
Ratu Tatu Chasanah, kakak kandung Wawan tak mau ketinggalan menjenguk. Usai bertemu Wawan, Ratu Tatu menyatakan selama mendekam di tahanan KPK, adik lelakinya itu banyak menghabiskan waktu untuk beribadah dan membaca. "Ya salat, ada juga beberapa (bacaan)," kata Ratu Tatu.
Perempuan yang menjabat Wakil Bupati Serang ini mengaku tak melakukan pembicaraan khusus dengan Wawan. Ratu Tatu berkilah hanya ingin melihat kondisi adiknya, sekaligus menghiburnya agar tak sampai stres.
Menurut Ratu Tatu, Wawan sehat-sehat saja. "Sehat, kita ngobrol soal keluarga saja," tuturnya. Selain Ratu Tatu, Airin Rachmy Diani turut mengunjungi suaminya, Wawan.
Mengenakan busana gamis, lengkap jilbab motif merah, tiba di kantor KPK sekitar pukul 09.45 WIB. Setelah mengisi buku pengunjung dan menunggu beberapa menit, Airin diizinkan petugas keamanan menemui suaminya di Rutan yang terletak di basement kantor KPK.
Sebelumnya, Wawan dikunjungi Ratu Tatu. Selain Airin dan Ratu Tatu, tahanan KPK yang mendapat kunjungan keluarga di Hari Tahun Baru Islam ini adalah, Ahmad Fathanah.
Fathanah yang baru diganjar hukuman penjara selama 14 tahun itu, dinyatakan terbukti terlibat suap di balik kuota penetapan impor daging sapi di Kementan. Fathanah juga dikunjungi istri keempatnya, Sefti Sanustika.
Khusus kunjung Airin, kemarin tercatat ketujuh kalinya. Saat Wawan ditangkap KPK, awal Oktober lalu, Airin sedang berada di Amerika Serikat. Begitu kembali ke Tanah Air, mantan Putri Pariwisata dan Putri Favorit Pemilihan Putri Indonesia 1996 itu langsung menjenguk suaminya, 10 Oktober 2013.
Kunjunga kedua Airin, empat hari kemudian atau 14 Oktober, lalu 17 Oktober, 21 Oktober, 24 Oktober, 28 Oktober. Dari seluruh kunjungan itu, hanya kunjungan pertama Airin bersedia memberi keterangan ke pers.
Selebihnya, perempuan berusia 37 tahun itu memilih tutup mulut dan mengumbar senyum. Intensitas kunjungan yang padat itu memantik protes Jaringan Peduli Tangerang Selatan. Airin diniali tak fokus bekerja lagi.
Gubernur Ratu Atut yang turut dibidik KPK, juga memilih banyak diam. Apalagi setelah diperiksa KPK sebagai saksi, dan dicekal KPK. "Wartawan, tolong ya, beritanya yang aktual dan terimakasih," kata politikus Golkar itu lalu membisu. (tribunnews/eri/coz)