TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ormas Front Pembela Islam (FPI) berencana menggelar aksi lebih besar di depan Kedutaan Besar Australia, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat mendatang, apabila pihak Kedubes tak juga meminta maaf kepada Pemerintah Indonesia terkait kasus penyadapan terhadap Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menterinya.
Tak cuma itu, mereka juga bertekad menerobos masuk ke Kedubes Australia dengan konsekuensi apa pun.
"Kalau belum ada sikap kita akan mengerahkan ribuan orang dan akan memaksa masuk dengan cara apa pun. Kita akan tarik orang Kedubes Australia bicara ke depan media untuk meminta maaf," ujar Salim Alatas atau yang lebih dikenal dengan sebutan Habib Selon, dalam orasinya di depan Kedutaan Besar Australia, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/11/2013).
Ia menegaskan bahwa ancaman tersebut tidak main-main, dan akan mereka buktikan bila pemerintah tidak berani mengusir Australia dan antek-antek Amerika dari Indonesia. "Kami akan datang setelah shalat Jumat dan akan mengerahkan ribuan orang. Kami juga minta agar SBY harus tegas dan jangan lebay," ujarnya.
Aksi unjuk rasa FPI dimulai sejak pukul 14.30 hingga pukul 15.30. Sempat terjadi bentrokan antara massa FPI dan polisi yang berjaga. Para pendemo juga sempat melakukan aksi melempar telur busuk dan pembakaran bendera Amerika Serikat lantaran Australia melakukan aksi penyadapan yang diduga karena perintah Amerika Serikat.
Aksi unjuk rasa sempat membuat arus lalu lintas di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, macet. Jalur lambat di depan Kedubes Australia terpaksa ditutup. Sebanyak 334 aparat kepolisian gabungan dari Polsek Setia Budi, Polres Jakarta Selatan, dan Polda Metro Jaya berjaga untuk mengamankan daerah di sekitar lokasi unjuk rasa.