Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penjaga perlintasan KRL di Pondokbetung, ternyata sering bersitegang dengan pengendara. Penyebabnya adalah pengendara yang tak tertib dan kerap menerobos pintu perlintasan.
Manager Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek, Eva Chairunnisa, mengatakan bahwa hal itu diungkapkan oleh Ibu Weni, penjaga warung 'Toko Agam Jaya' di seberang klinik dekat perlintasan.
Menurut Evan, Weni bercerita kepada bahwa setiap hari penjaga palang pintu kerap bersitegang dengan pengendara yang menyerobot perlintasan. Bahkan, kata Weni, selain sirene pada palang pintu, penjaga yang bertugas bahkan melakukan inisiatif dengan memberikan pengumuman dan imbauan melalui pengeras suara.
Lalu ketika terjadi mati lampu penjaga palang perlintasan langsung berada di sekitar rel dan memberikan imbauan. Sikap ini yang kemudian disebutkan menimbulkan persitegangan antara penjaga dan pengguna jalan dan tak jarang hingga terjadi 'perkelahian' mulut.
"Sehingga berita yang menyebutkan bahwa penjaga palang kerap dengan sengaja membiarkan pengendara lewat saat sirene pintu perlintasan mulai tertutup tidak sesuai dengan keterangan warga sekitar yang setiap hari melihat dan berinteraksi dengan penjaga palang pintu," ujar Eva dalam press rilisnya.
Sebelumnya, KRL tujuang Serpong-Tanahbang menabrak sebuah mobil tangki solar di Pintu Perlintasan Kereta Pondok Betung, Senin (9/12/2013), pukul 11.26. Akibatnya sebanyak 76 penumpang. Serta Lima korban diantaranya meninggal dunia. Sampai malam ini, perjalanan KRL di Lintas Serpong pun masih tak bisa dioperasikan.