TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak dapat disangkal lagi, nama Gubernur DKI Jakarta Jokowi di media sosial cukup populer. Bahkan sampai memunculkan slogan 'Pokoknya Jokowi' untuk capres 2014.
Menanggapi hal tersebut, ahli psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mengatakan fenomena seperti itu terjadi karena parpol-parpol hingga saat ini masih ngotot memajukan nama-nama lama yang sudah jenuh di mata publik untuk menjadi capres.
Ia pun menilai ada nama baru yang pantas diajukan sebagai capres dan sudah terbukti integritasnya, mulai dari Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Wagub DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sampai tokoh akademisi, Anies Baswedan.
"Prihatin pada bangsa ini, terjebak juga dengan budaya malas berpikir. Di media sosial, banyak yang bilang pokoknya Jokowi (capres). Kalau bukan Jokowi, golput. Ini budaya malas berpikir," cetus Hamdi saat merilis hasil survei Opinion Leader Mencari Lawan Jokowi di hotel Morrisey, Minggu (29/12/2013).
Menurutnya jika Jokowi pantas dimajukan sebagai capres, maka baik Tri Rismaharini maupun Ahok juga pantas diajukan sebagai capres.
"Masa hanya Jokowi yang boleh maju ke gelanggang? Tidak fair. Ahok juga boleh dong. Kalau masyarakat menginginkan itu, kenapa tidak?" tandasnya.