TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bom pipa rakitan yang ditemukan di Warteg Gita 2 Panongan, Kabupaten Tangerang, Rabu (25/12/2014) sudah dipastikan milik kelompok teroris Dayat Cs.
Bom tersebut memang sengaja dibawa kelompok Dayat Cs saat melakukan perampokan di Bank BRI KCP Panongan pada 24 Desember 2013. Dua dari para teroris sebelum menggasak uang Rp 300 juta dari Bank BRI Panongan sempat makan di warteg tersebut dan meninggalkan ransel hitam berisi dua bom rakitan.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Sutarman mengungkapkan bahwa bom tersebut sengaja dibawa untuk berjaga-jaga bila aksi mereka berhadapan dengan petugas.
"Kalau misalnya sewaktu-waktu dia kepergok, ketangkap itu dia akan ledakkan (bom rakitan). Dia memang seperti itu, bom itu nempel terus dibadannya," ungkap Sutarman saat menjenguk anggota Densus 88 Antiteror Polri yang tertembak teroris di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (2/1/2014).
Dikatakan Sutarman, kemungkinan besar bom yang ditemukan di Warteg Gita 2 tertinggal, karena mereka buru-buru untuk melakukan aksi perampokan.
"Mungkin pada saat itu dia lagi makan di Warteg, dilepas dari badannya. Kemudian dalam kondisi mendesak, langsung buru-buru, setelah perampokan itu selesai kemudian barang itu ketinggalan," ungkapnya.
Penggerebakan kelompok teroris di Gang Haji Hasan, Kampung Sawah RT 04 RW 07, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten menjawab tentang kasus perampokan di Bank BRI Panongan. Kelompok teroris yang dipimpin Nurul Hidayat alias Dayat alias Daeng merupakan pelaku perampokan Bank BRI Panongan.
Dari barang bukti ditemukan uang yang sudah dibagi-bagikan dengan jumlah seluruhnya hampir Rp 200 juta. Uang tersebut masih tersusun rapi. Mereka menggunakan sebagian uang hasil rampokan untuk membiayai aksi teror termasuk membuat bom rakitan dan oprasional hidup sehari-hari anggota kelompoknya.