"Menteri senior yang muncul adalah Pak Ical, waktu itu Menko Kesra, Pak Boediono sebagai Gubernur BI, yang sebelumnya jadi Menko Perekonomian. SBY berpikir dan cerita soal dua tokoh ini. Di luar dugaan saya, dia mau tahu juga Pak Kuntoro," ungkapnya.
Munculnya nama Kuntoro Mangkusubroto, membuat Saiful bertanya kepada SBY. Akhirnya, SBY pun menceritakan soal Kuntoro yang pernah menjabat Ketua Badan Pelaksana, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Aceh-Nias pada 2004.
Sesudah tiga nama dipegang Saiful, survei pun dilakukan. Ada tiga lapisan responden yang ditentukan Saiful, yakni elite intelektual termasuk pemimpin redaksi, kelas menengah, dan masyarakat umum. Penilaian cawapres ini adalah integritas, akseptabilitas, dan kapabilitas.
Berdasar responden tiga lapisan tersebut di atas, nama Boediono mendapat skor di atas rata-rata dibanding dua calon lainnya, yakni Aburizal dan Kuntoro.
"Hasil akhir survei nomor satu Pak Boediono. Skornya rata-rata Pak Boediono paling tinggi dari integritas, kapabilitas, dan akseptabilitas," jelasnya.
Sementara, cawapres dengan skor kedua terbesar adalah Kuntoro, dan terakhir Aburizal.
"Dia rendah mendapat penerimaan di masyarakat. Atas dasar itu, saya lapor ke Pak SBY dan menerimanya," cetus Saiful. (*)