TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemarahan Panglima TNI Jenderal Moeldoko terhadap Singapura tak terbendung lagi. Moeldoko menolak menghadiri pameran kedirgantaraan internasional yang digelar Singapura.
Kemarahan Moedloko lantaran negeri Singa ini secara sepihak membatalkan undangan 100 perwira TNI untuk menghadiri acara Singapore Airshow yang digelar 11-16 Februari 2014. Meski demikian, enam pesawat tempur TNI AU tetap unjuk gigi di acara tersebut.
Moeldoko yang seharusnya kemarin hadir di Singapura, memilih menghadiri rapat koordinasi nasional dalam rangka pemantapan pelaksanaan Pemilu 2014 yang digelar di Jakarta Convention Centre (JCC), Selasa (11/2).
Moeldoko mengatakan pembatalan undangan 100 perwiranya sebagai bentuk ketidakpuasan Singapura atas pemberian nama kapal tempur TNI Angkatan Laut KRI Usman Harun.
"Dia (Singapura) tidak puas dengan pemberian nama (KRI Usman Harun), lalu melakukan tindakan sepihak, untuk tidak menghadirkan perwira saya yang 100 orang ke sana, resikonya saya tidak mau hadir," kata Moedoko.
Dijelaskan Moeldoko, Singapura sebenarnya tidak mencabut undangan untuk dirinya beserta Kepala Staf TNI. Singapura hanya hanya membatalkan undangan untuk 100 perwira TNI. "Anak buah saya tidak hadir, ngapain gue ke sana (Singapura)," ucapnya.
Bagi Moeldoko, sikap Singapura terlalu b erlebihan. Pemberian nama KRI Usman Harun merupakan urusan internal Indonesia dan tidak ada maksud membuka luka lama.
"Ini persoalan internal kita. Nama itu ditentukan, ada tiga kapal Bung Tomo, Usman Harun, sekarang baru muncul persoalan. Padahal, tidak ada maksud Indonesia untuk membuka luka lama," ujar Moeldoko.
Moeldoko mengaku biasa saja menanggapi konflik bilateral tersebut. Menurutnya hal serupa juga pernah dilakukannya saat menarik prajuritnya dari Australia saat hubungan bilateral Indonesia-Australia memanas akibat isu penyadapan.
"Biasalah itu. Kemarin saya juga pulangkan prajurit saya dari Australia, biasa saja. Hubungan bilateral tidak ada yang berubah sementara ini," tegasnya.
Moeldoko berharap masalah ini tidak berlanjut dengan hubungan RI-Singapura yang sudah lama terjalin.
Sementara itu, tim aerobatik Jupiter dari TNI AU tetap tampil pada ajang Singapore Airshow. Indonesia mendapat urutan terakhir yakni nomor 7 pada airshow kemarin.
Tim aerobatik Jupiter terdiri dari 6 pesawat berwarna merah dan putih. Selama sekitar 15 menit, tim tersebut menampilkan aksi-aksi terbaiknya. Aksi yang ditampilkan di Changi Exhibition Center ini mendapat sambutan meriah dari para penonton. Singapore Airshow ini juga diikuti 6 tim lain dari berbagai negara, yakni Korea, Australia dan Amerika.
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Marty Natalegawa menyatakan pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi serta menjaga hubungan bilateral dengan Singapura. Marty menuturkan pihaknya yakin pemerintah Singapura dapat memahami pendekatan komunikasi tersebut.
"Tidak ada maksud untuk bermusuhan, termasuk penamaan kapal. Tidak ada maksud untuk tidak bersahabat," tegas Marty. Dan hubungan RI-Singapura juga tidak terganggu.
Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno menegaskan nahwa pembatalan sepihak Singapura terhadap 100 perwira TNI merupakan bentuk pelecehan terhadap kewibawaan Indonesia.
Sedangkan mantan Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI (purn) Supiadin Aries menyatakan, Singapura tidak boleh mendikte dan melarang Indonesia. "Boleh saja mereka melihat Usman dan Harun sebagai penjahat perang, terserah itu hak mereka. Tetapi bagi Indonesia mereka berdua adalah pahlawan," tegas Supiadin.
Mantan KSAD Jend (purn) Pramono Edhie Wibowo mengatakan bahwa kita wajib menjaga kedaulatan dan kewibawaan serta kehormatan bangsa dan negara di mata dunia. Ia meminta agar jangan sampai Indonesia dianggap terlalu kompromi dan permisif atas konflik yang terjadi dengan negara tetangga.
"Indonesia adalah bangsa dan negara yang besar, jangan sampai kita dipermalukan bangsa lain karena kurang tegas menyelesaikan konflik," tegas Edhie.
Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Punawirawan TNI/Polri (FKKPPI) DKI Jakarta menuntut Singapura meminta maaf kepada Indonesia atas pernyataan Pejabat Sementara Menteri Sumber Daya Manusia Singapura Tan Chuan-Jin yang menyebut Usman dan Harun sebagai pengecut dalam akun facebook miliknya. FKPPI mendesak pemerintah memutuskan hubungan kerjasama dengan Singapura. (tribunnews/adi/aco/dsw/eri/fer)