"Usman dan anggotanya dengan tenang berjalan semakin menjauh ditelan kegelapan malam untuk menghindar dari kecurigaan," tulis Murgiyanto.
Mereka lalu berkumpul di lokasi persembunyian, dan mengatur cara untuk kembali ke pangkalan.
Penjagaan ketat yang dilakukan pihak keamanan Singapura membuat mereka mengatur siasat untuk berpencar. Hasilnya, Gani berpisah jalan dengan Usman dan Harun.
Sementara Usman membuntuti Harun dari belakang lantaran tidak mengetahui seluk beluk Singapura.
"Untuk menghindari kecurigaan, mereka berjalan berjauhan," tulis Murgiyanto.
Upaya Usman dan Harun menuju pelabuhan Singapura pun sukses. Mereka berdua menaiki kapal dagang Begama yang akan menuju Bangkok. Mereka lalu menyamar sebagai pelayan dapur.
Namun, penyamaran mereka berantakan pada 12 Maret 1965. Kapten kapal Begama mengetahui keberadaan mereka.
Kapten kapal lalu mengusir Usman dan Harun. Bahkan, bila Usman dan Harun tidak menggubrisnya, kapten kapal melaporkan keduanya ke pihak polisi.
13 Maret 1965 mereka keluar dari kapal dagang Begama. Ketika sedang mencari kapal lainnya, mereka melihat motorboat tengah dikendarai seorang Cina. Tanpa pikir panjang, keduanya merebut motorboat itu dan sejurus kemudian memacunya ke Pulau Sambu.
Nahas, motorboat yang mereka naiki mogok di tengah laut. Hingga akhirnya, patroli Singapura menemukan mereka pada pukul 09.00. Keduanya lalu dibawa ke Singapura sebagai tawanan. (Bersambung-)