TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat Hayono Isman percaya pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dapat melunasi pembayarat diyat atau uang darah kepada ahli waris korban TKW Satinah sebesar 7 juta Riyal.
Satinah terancam hukuman mati bila tidak dapat melunasi pembayarat diyat atau uang darah kepada ahli waris korban sebesar 7 juta Riyal. Sedangkan Pemerintah RI hingga saat ini baru mampu menyediakan 4 juta Riyal.
"Saya percaya Pemerintah cq Kemenlu akan mampu mengatasi masalah kekurangan dana tersebut," ungkap Politisi Senior Partai Demokrat ini kepada Tribunnews.com, Jumat (21/2/2014).
Namun, kata anggota DPR ini, untuk memastikan dalam waktu dekat dana kekurangan bisa diatasi perusahaan pengirim tenaga kerja. Termasuk agen yang ada di Saudi.
"Saya berharap perusahaan pengirim tenaga kerja termasuk agen yang di Saudi bergotong royong mengisi kekurangan dana itu," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, aktivis Posko Perjuangan TKI (Pospertki) Arab Saudi Syarief Rachmat mengajak para TKI di seluruh Indonesia untuk dapat memberikan bantuan secara ikhlas.
Satinah terancam hukuman mati bila tidak dapat melunasi pembayarat diyat atau uang darah kepada ahli waris korban sebesar 7 juta Riyal. Sedangkan Pemerintah RI hingga saat ini baru mampu menyediakan 4 juta Riyal.
Sumbangan dana dapat disalurkan ke:
1. Migran Care : 006221 4891386
2. Tim Kesatuan Relawan TKI BMMB Saudi Arabia : +966 500962653 (Aiman)
3. Global Indonesian Migrant Association (LSM Baru terbentuk) : +6281281045671