Nilainya Tidak Besar, Tapi Angka-angka Nominalnya Unik-unik
Aksi galang dana pun berlangsung seru. Hampir setiap hari, puluhan pemilik akun twitter yang setuju dengan langkah Hafidz dan Ardian, mengirim bantuan ke rekening yang telah disepakati.
Untuk menandai kiriman sebagai bantuan khusus kampanye, maka baik Ardian maupun Hafidz menginginkan agar setiap pengirim mencantumkan angka “4” di digit akhir nominal yang dikirimkan.
“Angka 4 adalah nomor urut mas Mus di Dapil V Jateng. Namun di banner kami cantumkan #DonasiC4L3G yang mengakomodasi angka PKS yaitu 3. Ini hanya untuk manandai saja. Tetapi pada beberapa kiriman, ternyata banyak yang mengirim dengan angka lebih unik. Misalnya, Rp. 333,444; atau Rp. 1.000.004; atau ada yang Rp. 543.001. Namun bantuan itu sebenarnya tidak dianjurkan besar. Di baner, kami tulis Rp 10.004 saja. Yang banyak bantu juga dengan angka kecil mulai sepuluh ribuan kok. Tanya saja pada Mas Mus. Angka-angka itu semua ada maksudnya. Sebagai simbol semangat saja, ” ujar Ardian.
Dihubungi secara terpisah, Mustofa Nahrawardaya merasa tak enak hati dengan gerakan donasi caleg untuknya. Ia pun sadar dirinya rentang dituding sebagai penggerak aksi donasi. Untuk mengerem tudingan macam-macam, ia melaporkan secara transparan setiap rupiah yang masuk melalui akun twitter pribadinya, @MustofaNahra.
Memang tidak banyak yang mengirim angka-angka besar. Uniknya, kebanyakan para pendukung mengirimkan angka Rp. 10.000 hingga Rp.50.000-an. Para pengirim, sesuai yang terlihat pada TL @MustofaNahra, hampir semua mencantumkan angka “4” di digit terakhir nominal kiriman.
“Saya menghargai mereka, dan sangat trenyuh, terharu. Bahkan pada hari pertama penggalangan, saya menangis karena begitu antusiasnya teman-teman di twitter mendukung saya melalui gerakan tersebut. Dengan demikian, saya tidak perlu ngutang tetangga, Saya tidak punya beban moril kepada para pengusaha misalnya," tutur mantan wartawan ini kepada Tribunnews sambungan telepon dari Solo. Di twitter sendiri, Mustofa memang dikenal tagline “Milik Umat” dalam setiap kicauan.
Sekedar diketahui, Mustofa B. Nahrawardaya awalnya dikenal sebagai aktivis muda Muhammadiyah. Belakangan, tampangnya sering nongol di berbagai talkshow politik dan hukum di televisi. Salah satunya, jadi narasumber 'pelanggan' untuk acara "Indonesia Lawyers Club' di TVOne.
Masih masuk jajaran pengurus Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah sebelum akhirnya menjadi Caleg DPR RI PKS Jateng V yang meliputi Solo, Klaten, Boyolali dan Sukoharjo.
Selain itu, Mustofa juga mengorbit sebagai pemerhati HAM di televisi dan media massa. Yang bersangkutan juga dikenal publik karena sering menjadi bulan-bulanan oleh kumpulan akun twitter yang konon milik pendukung Jokowi-Ahok.
Mustofa menyadari, aksi bullying terhadap akun @MustofaNahra terjadi kemungkinan disebabkan oleh sikapnya yang rajin melancarkan kritik Jokowi Ahok yang dinilainya pongah dan tidak menepati janjinya sebagai Gubernur dan Wagub Jakarta. Ini memicu perlawanan pendukung Jokowi - Ahok.
Tapi justru karena itu, jumlah follower twitternya merangkak drastis. Kini lebih dari 13.550 orang menjadi pengikut akun politikus PKS tersebut.
Anehnya, Mustofa sebagai caleg dan Ardian Asmar sebagai koordinator penggalang donasi ternyata tidak pernah mengenal atau berteman secara dekat.
Keduanya hanya kenal dan akrab di twitter. “Kalau Hafidz, saya belum pernah ketemu. Tetapi untuk mas Ardian, pernah ketemu tidak sengaja di Masjid Al Hakim Menteng,”ujar Mustofa yang memang salahsatunya dikenal sebagai aktifis masjid.