Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengaku khawatir kasus yang menimpa Satinah tenaga kerja Indonesia dimanfaatkan pihak tertentu. Menurutnya, pemerintah harus hati-hati dalam penyelesaiaan kasus Satinah tersebut.
"Kita harus menghindari peristiwa seperti Satinah itu untuk dimanfaatkan orang," kata Amir di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (25/3/2014).
Amir menuturkan, tidak menutup kemungkinan ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kasus Satinah untuk mencari keuntungan. Ia pun teringat pada kasus Darsem yang merupakan TKI bebas dari hukuman pancung di Arab Saudi, yang kehidupannya menjadi berfoya-foya.
"Nah, sekarang saya khawatir ada kecenderungan pola iklim orang yang menggunakan (kasus Satinah) untuk memanfaatkan. Kita ingat saat Darsem diberikan sumbangan banyak oleh masyarakat, tapi saat Darsem memanfaatkan uang sumbangannya (tidak seharusnya) akan timbul antipati," tuturnya.
Lebih jauh Amir mengatakan, ratusan warga negara Indonesia yang menjadi tenaga kerja di luar negeri terancam hukuman mati. Menurutnya, dari pengalaman selama ini pemerintah tak selalu membayar tebusan untuk menyelesaikan kasus TKI bermasalah tersebut.
"Pemerintah tak jarang hanya dengan diplomasi saja. Kalau di (Arab) Saudi hukuman mati bisa diperingan, karena raja (Arab Saudi) punya hak mengampuni," tandasnya.