Tribunnews.com, Surabaya - Metode baru untuk melihat hilal atau pergantian bulan diperkenalkan. Metode Rukyat Qobla Ghurub (RQG), menggunakan pendekatan astrofotografi, dengan merekam dan memotret pergerakan bulan secara visual dan gambar sebelum matahari tenggelam.
"Pembuktian pergantian bulan tidak perlu menunggu saat matahari tenggelam, tapi bisa dipantau saat siang hari ataupun pagi hari. Proses pergantian itu akan dipotret dan direkam video selama 2-3 jam" kata inisiator metode RQG, Agus Mustofa, saat Workshop Astrofotografi di Surabaya, Sabtu (26/4/2014) kemarin.
Dia mencontohkan, tahun ini diperkirakan pergantian bulan kalender Hijriyah dari Bulan Sya'ban ke Ramadhan akan terjadi pada 27 Juni 2014, pukul. 15.09 wib.
Tim astrofotografi sudah bisa memotret dan merekam posisi bulan sebelum ijtimak dan sesudahnya di waktu ashar.
"Sementara itu, petugas rukyat pemerintah masih akan menunggu saat-saat maghrib, di mana hampir bisa dipastikan bulan sabit atau hilal tidak akan terlihat di tahun ini, disebabkan ukurannya yang masih sangat tipis, yakni, hanya sekitar 0,5 derajat saja," tambahnya.
Dengan kondisi itu, kata Agus, para penganut hisab akan memutuskan Ramadhan sudah datang, dan akan memulai puasa pada 28 Juni 2014. Sedangkan, para penganut rukyat, karena tidak bisa melihat hilal, baru akan memulai puasa pada 29 Juni 2014.
Tetapi, jika pemerintah bersepakat dengan hasil pemotretan dan rekaman video astrofotografi ini, bisa dipastikan awal puasa tahun ini akan terjadi bersamaan. "Karena, insya Allah bulan sabit sudah akan terlihat dan bisa dibuktikan secara visual dengan foto maupun video pada sore hari, sekitar pukul 15.09 wib di tanggal 27 Juni 2014," kata Agus.