News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ridwan Kamil Konsentrasi Bangun Rumah Susun

Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Revitalisasi rumah susun sewa sederhana (rusunawa) Bekasi Jaya terkendala belum adanya proses serah terima aset dari Kementerian Pekerjaan Umum kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.

Laporan wartawan Tribunnews.com : Nurfahmi Budi

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA  - Akselerasi pembangunan Kota Bandung mengaplikasikan kombinasi antara pembangunan fisik infrastruktur dengan pengembangan penduduk itu sendiri. Keselarasan yang terjadi, akan membuat kota menjadi lebih sehat. Poin ini diungkapkan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kepada Tribunnews.com, Senin (2/6/2014), di sela-sela perhelatan World Cities Summit 2014, Marina Bay Sands.

Menurutnya, mengurus sebuah kota harus berawal dari manusianya terlebih dulu. Konsep itu juga yang membuat Bandung mendapat atensi luar biasa dari para peserta ajang bergengsi tersebut. Secara khusus Ridwan memiliki program pemenuhan kebutuhan ruang tinggal, terutama bagi masyarakat golongan kurang mampu.

Sebuah kota dengan penduduk di atas satu juta jiwa, harus memikirkan ruang tinggal dengan model tumbuh ke atas. Artinya, rumah susun atau apartemen menjadi solusi. Saat ini jumlah penduduk Bandung lebih dari 3 juta jiwa. Sementara jumlah rumah susun atau unit apartemen sama sekali belum maksimal. Bahkan, beberapa pengembang masih terus membangun tipe rumah landed, yang tentunya akan habis seiring tak ada lagi tanah kosong.

"Jadi, saya sudah merencanakan penyediaan rumah tinggal dengan model susun. Program saya adalah 'membangun tanpa menggusur'. Jadi, dalam tiga tahun ke depan, saya akan fokus pada penyediaan unit rumah susun dengan tinggi enam lantai," jelas Ridwan.

Pembangunan rusun atau apartemen akan dilakukan Pemerintah Kota Bandung menggunakan lahan-lahan resmi milik pemerintah. Beberapa area bakal lokasi rusun antara lain di kawasan Dipati Ukur, Sekeloa, area jalan Jakarta, beberapa titik di jalan Soekarno-Hatta, Astana Anyar, Kiara Condong, dan beberapa wilayah lain.

Ia mengakui, langkah ini mengadopsi sistem public housing yang dilakukan Singapura untuk warganya yang belum memiliki rumah tinggal. Cara yang digunakan adalah dengan medium rolling development. Artinya, sistem penanganan terhadap masyarakat yang kurang mampu dilakukan secara manusiawi.

Ridwan mencontohkan, sebelum Pemkot Bandung meminta masyarakat yang tinggal di atas tanah negara untuk meninggalkan tempat tersebut, pemerintah sudah menyiapkan tempat sementara. Setelah mereka pindah, lokasi bekas bangunan liar tersebut dibangun rusun untuk masyarkat. Ketika sudah jadi, bangunan tersebut diperuntukkan bagi merka yang berhak. Sistem ini juga dilakukan di tempat lain, sampai seluruh masyarakat memiliki ruang tinggal.

"Sekali lagi, untuk Bandung yang memiliki penduduk lebih dari satu jiwa dengan luas tanah terbatas, solusi paling sehat adalah pembangunan rusun atau apartemen," katanya.

Apa yang direncanakan pemerintah kota Bandung sesuai dengan pendapat Chairman Pusat Pengembangan Perkotaan Singapura, Liu Thai Ker. Pria yang membangun perumahan untuk masyarakat Singapura sejak 1969 ini menyebut, faktor utama sebuah kota adalah kesehatan manusianya.

Karena itulah, formula rumah tinggal dengana memperhatikan sisi "kemanusiaan" bisa menjadi modal berharga . "Saya pikir pengembangan rusun atau apartemen menjadi solusi cerdas, asalkan dilengkapi dengan pengembangan di sektor penunjang, seperti kemudahan transportasi dan akses kesehatan," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini