Jakarta - Bukan tanpa alasan bila Joko Widodo (Jokowi) berjanji untuk menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional. Keinginan itu berdasarkan permintaan dari pengelola Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, Banjarejo, Malang, Jawa Timur dengan pertimbangan mendalam.
Saat mengunjungi ponpes pimpinan KH Thoriq Darwis, Jumat 27 Juni 2014, calon presiden nomor urut dua ini diminta untuk menetapkan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional. Jokowi pun berjanji untuk memperjuangkannya. "Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirahim, dengan ini saya mendukung 1 Muharram ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional," janji Jokowi saat itu.
Kunjungan Jokowi saat itu diakhiri dengan penandatanganan surat perjanjian penyanggupan penetapan Hari Santri Nasional pada 1 Muharram yang disaksikan oleh tim kampanye Jokowi dan segenap jajaran kyai dan ulama Ponpes Babussalam.
Bukan tanpa sebab Jokowi menyanggupi keinginan para santri tersebut. Dia mendukung rencana penetapan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional, karena ini merupakan salah satu bukti apresiasi terhadap kearifan nasional. "Santri adalah kearifan lokal. Jadi, kalau kita buat penetapan Hari Santri Nasional, berarti itu menunjukkan bahwa kita telah memberikan penghargaan yang lebih tinggi terhadap santri, yakni menjadi kearifan nasional," kata Jokowi dikutip antaranews.com, usai menikmati santap sahur di Surabaya, Jawa Timur, Minggu 29 Juni 2014.
Selanjutnya, terkait penetapan hari santri nasional tersebut, dia mengaku sama sekali tidak merasa keberatan karena jatuh pada 1 Muharram, bukan tanggal lainnya. "Alasan lain saya berani menetapkan Hari Santri Nasional itu karena jatuhnya pada 1 Muharram, bukan tanggal lain, sehingga tidak akan mengundang pro dan kontra. Kalau tanggal lain, takutnya nanti ada yang tidak setuju," ujar Jokowi.
Penetapan ini juga didukung oleh pasangnnya, Jusuf Kalla. “Apa salahnya menjadikan 1 Muharram sebagai hari santri nasional," kata JK saat memasuki kantor KPU kepada wartawan Republika.co.id, Selasa 1 Juli 2014.
JK menyatakan, peringatan hari nasional itu sudah banyak, tidak ada salahnya menjadikan momentum tersebut untuk memberikan apresiasi kepada para santri. Peringatan itu juga tidak mengubah jumlah hari libur nasional.
Menurut dia, para santri telah banyak memberikan andil kepada bangsa ini. Itulah mengapa, Jokowi-JK ingin memberikan sebuah penghormatan dengan mengalihkan peringatan 1 Muharram sebagai hari santri nasional. "Para santri telah banyak memberikan andil kepada bangsa ini, harus dihargai," ujar dia.
Hari Santri Nasional juga didukung oleh kalangan santri, termasuk Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, yang selama ini diketahui mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Menurut Aksa Mahfud, ipar Jusuf Kalla, saat berkunjung ke Pondok Pesantren Lirboyo penetapan 1 Muharam sebagai hari santri ini telah melalui perundingan dan didasari oleh masukan para kiai. Karena itu, penetapan tersebut punya landasan kuat dan bisa dijelaskan secara rasional. "Satu Muharam itu sudah atas masukan kiai. Ini keputusan tepat," kata dia dikutip tribunnews.com, Rabu 2 Juli 2014.
Aksa menambahkan, penetapan hari santri ini juga bisa meningkatkan mental religius bangsa yang selama ini dikooptasi perilaku korupsi. Peringatan hari santri yang diadakan setiap tahun akan mengingatkan para penguasa untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan bangsa, seperti melakukan korupsi. "Akan banyak nuansa agamis nantinya," kata Aksa.
Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Kafabihi Mahrus, menyatakan tak mempermasalahkan penetapan hari santri tersebut. Menurut dia, penetapan itu baik bagi kepentingan santri. "Baik-baik saja, tidak ada masalah," katanya setelah menerima kunjungan Aksa Mahfud.
Besan almarhum Kiai Idris Marzuki ini menambahkan, penetapan tersebut memang tidak melalui persetujuan ulama Pesantren Lirboyo. Namun, jika hal itu sudah menjadi kesepakatan para kiai, terutama kiai Jawa Tengah yang menggagasnya, Lirboyo akan mengapresiasi. (skj) (Advertorial)