TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Kapolda Kalimantan Barat Brigjen Pol Arief Sulistyanto membantah jika dalam penanganan kasus narkoba yang menjerat dua anggota oleh Polsi Diraja Malaysia (PDRM) dinilai lamban oleh Indonesian Police Watch(IPW). Karena menurut dia lamban atau tidak itu semuanya relatif, namun dirinya berterimakasih mendapat kritikan dari IPW tersebut.
"Lamban atau nggak itu sangat relatif. Saya pikir kalau IPW jadi Kapolda disini, kemungkin belum tentu sehebat saya," katanya.
Kemudian Kapolda mengibaratkan seperti dengan pemain sepak bola."Kita jadi penonton itu goblok - goblokin pemain, tapi begitu diberikan bola belum tentu kita bisa menendang dengan lurus. Jadi saya terima kasih kritikannya kepada IPW," ucapnya sambil senyum.
Ketika ditanya sudah sejauh mana penanganan kasus tersebut, Arief kembali, menjelaskan masih dalam pengembangan. "Sampai saat ini tim khusus sedang mengembangkan terhadap perkara ini. Sampai sejauh mana, ini masih dalam pengembangan," ujarnya.
Disinggung masalah apakah ada mobil lain lagi yang ditahan, Kapolda menuturkan mash satu saja. "Untuk mobil iya barangnya ada disitu, untuk sementara saya belum bisa menjelaskan lebih jauh lagi. Sampai nanti lengkap secara keseluruhan baru bisa, yang jelas mobil sudah kita sita baru satu dan belum ada yang lain," paparnya.
Terkait BNN mengatakan peredarannya diatur dari dalam lapas, ditanya apakah Polda Kalbar akan bekerjasama dengan pihak Lapas untuk membrantas peredaran di dalam Lapas, Kapolda kembali menjelaskan akan segera berkoordinasi.
"Iya minggu depan itu Kakanwil Kehakiman, Kemenkuham di Kalbar Pak Taronding sudah janjian dengan saya untuk bersama - sama berkoordinasi melakukan penertiban ini. Sehingga apa yang terjadi di Lapas bisa kita hentikan," katanya.
Dikatakannya juga, tapi yang jelas salah satu langkah kita bahwa sinyalemen wilayah Kalimantan Barat itu sebagai pintu masuk narkoba dari wilayah Malaysia. Sebetulnya sudah saya antisipasi sejak kedatangan saya disini. Dengan melakukan penertipan terhadap masuknya barang - barang pada pintu masuk - pintu masuk dari wilayah Malaysia.
Inilah sebetulnya salah satu tujuan dari penertiban ini. Karena dari fakta yang sudah dikumpulkan dan diungkap oleh BNN, setelah dilakukan penutupan atau penertiban oleh aparat bea cukai, ternyata modusnya beralih menggunakan kendaraan penumpang umum. Sehingga ditemuakan 4 kg yang terakhir kemarin.
"Yang saya pikirkan, kalau pada waktu belum ada penetiban terhadap masuknya barang - barang itu, apakah tidak lebih dari apa yang sudah diungkap oleh BNN. Karena yang masuk bukan hanya mobil penumpang saja, tapi mobil barang yang begitu besar tonasenya. Katakan kalau gula satu truk isinya sekian ratus karung, apakah tidak menutup kemungkinan diselipkan satu karung sabu - sabu di dalam truk itu," ujarnya.
Oleh sebab itu Kapolda menjelaskan, ini yang saya khawatirkan sejak kedatangan saya ke sini. Sehingga saya mendapat perintah dari Bapak Kapolri untuk melakukan koordinasi dan melakukan penindakan tegas terhadap praktek - praktek begitu.
Mudah - mudahan ini bisa mengurangi secara drastis terhadap masuknya barang - barang yang membahayakan ini di wilayah Kalimantan Barat dan disebarkan ke seluruh wilayah Indonesia.
Saya menyadari banyak sekali pintu masuk, dan ini memang tidak mudah. Sehingga integralitas antar instansi untuk sama - sama melakukan pengawasan menjadi sangat penting. Oleh karena itu Kakanwil Kehakiman yang juga mengkoordinir kegiatan ataupun tugas - tugas Keimigrasian akan koordinasi dengan kami. "Insya Allah hari Selasa atau Rabu nanti akan kami laksanakan, sekaligus juga untuk berkoordinasi bagaimana pengamanan di Lapas maupun Rutan yang di luar tanggung jawab Polri," ungkapnya.
Terkait dengan isu yang beredar bahwa AKBP Idha dan MP Harahap akan dikirim ke Polda Kalbar, Kapolda mengakui belum mengatahui hal tersebut. Sebab dikatakannya Polda Kalbar masih menuggu dari Mabes Polri juga.
"Saya hanya menunggu informasi dari Mabes Polri, dan sampai sekarang Mabes Polri masih menunggu juga. Jadi sebetulnya kita masih sama - sama menunggu. Apakah nanti dibawa melalui udara dari Khucing melalui Supadio, atau melalu jalur laut, atau bawah tanah ini belum ada kabarnya. Tapi yang jelas kami menuggu, apapun situasi yang terjadi kami siap untuk melakukan tindak lanjut dari langkah - langkah yang akan diambil ini," terangnya.
Ketika ditanya lagi apakah dalam waktu dekat akan ada pemeriksaan terhadap anak buahnya AKBP Idha, Kapolda mengakui akan ada pemeriksaan. Namunkembali dirinya mejelaskan belum bisa memastikan, karena tim khusus yang bekerja.
"Pemeriksaannya Insa Allah ada, dan pemeriksaan itu internal mau pun dari pihak eksternal. Semua kita lakukan dalam upaya melengkapi alat bukti, itu bagian dari proses penyidikan. Saya belum bisa menginformasikan, karena kegiatan itu bagian dari tim khusus yang sudah kami bentuk, sabar saja nanti akan kami kabarkan," ujarnya.
Disinggung lagi apakah penyidikan ulang atau hanya kembali memeriksa berkas - berkas, Kapolda kembali menjelaskan, "Jadi terhadap fakta - fakta baru kita melakukan penyidikan awal. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, kami melakukan inventarisasi terhadap perkara - perkara yang sudah pernah ditanggani oleh saudara Idha ini.
Lanjutnya lagi, dan perkara - perkara ini memang sebagian besar dan hampir seluruhnya yang ditanggani sudah mendapatkan putusan Pengadilan. Sehingga ini tidak akan mencampuri putusan Pengadilan. Tetapi kami akan mengevaluasi apakah ada penyimpangan, seperti halnya mobil inikan eksis dari proses penyidikan itu. "Tetapi materi pokok perkaranya sudah berjalan, penyimpangan - penyimpangan yang ada pada proses itulah yang akan kita dalami," ungkapnya. (ALF)