TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lobi petinggi parpol Koalisi Merah Putih (KMP), Fadli Zon dan kawan-kawan ke PPP untuk mendapatdukungan komposisi pimpinan MPR berujung gagal.
PPP memastikan 'menyeberang' dan berkoalisi dengan kubu parpol pendukung Jokowi atau Koalisi Indonesia (KIH) dalam pemilihan pimpinan MPR.
"KIH, sudah dipastikan," ujar Wakil Ketua Umum PPP, Hasrul Azwar usai pertemuan dengan Fadli Zon dan kawan-kawan, di ruang kerjanya, lantai 15, Nusantara I Gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/10/2014) petang.
Ruang kerja Hasrul di lantai 15 tak seperti biasanya pada Selasa sore. Satu per satu petinggi parpol KMP menemui Hasrul di ruang kerjanya.
Mereka di antaranya, Fadli Zon (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra-Wakil Ketua DPR), Idrus Marham (Sekjen Partai Golkar) dan Setya Novanto (Bendahara Umum Partai Golkar-Ketua DPR).
Turut datang menemani Hasrul, yakni Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dan Sekjen PPP M Romahurmuziy.
Hasrul mengatakan, partainya memutuskan bergabung dengan kubu KIH Jokowi untuk pemilihan pimpinan MPR, karena keinginan partainya bisa terakomodir.
Keinginan tersebut yakni, PPP mendapatkan jatah kursi wakil ketua dalam paket komposisi pimpinan MPR yang akan diusulan pada Sidang Paripurna MPR Selasa malam ini. "Karena kami tidak terakmodir di KMP, KIH yang mengakomodir," ungkapnya.
Sementara, jika PPP bergabung dengan KMP justru tetap tidak mendapatkan kepastian jatah kursi tersebut.
"(Paket pimpinan) belum. Yang disepakati bahwa kami akan ada rapat untuk tanda tangan draf kesepakatan pukul 7 malam ini. Draftnya ada sama saya. Nanti diteken," bebernya.
Meski sudah memastikan, Hasrul mengakui saat ini Ketua Umum PPP Suryadharma Ali masih 'keukeuh' melakukan lobi-lobi dengan ketua umum dan petinggi KMP di Hotel Mulia. Lobi-lobi yang dilakukan Suryadharma Ali pun untuk mencari peluang bisa atau tidaknya PPP mendapatkan jatah kursi wakil ketua MPR.
Ditemui secara terpisah, Fadli Zon mengakui komunikasi dirinya dengan pihak PPP belum berakhir. "Yah kami komunikasikan, nanti kita lihat lah," kata Fadli seusai pertemuan.
Menurutnya, memang perlu ada parpol yang mengalah tidak mendapatkan jatah kursi pimpinan MPR sebagaimana paket yang akan diusulkan. "(PPP mau atau tidak), nanti kita lihat, karena masih terus pada positioning ini, masalah pimpinan. Kalau kami di Gerindra sudah mewakafkan kursi wakil ketua MPR," ujarnya.