Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Politisi Senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Hamzah Haz sudah menyarankan sejak lama supaya partai berlambang ka'bah menjalin komunikasi koalisi dengan PDI Perjuangan.
Wakil Presiden era Megawati Soekarno Putri tersebut mengungkapkan pada proses Pemilu Legislatif 2014 agak berbeda dengan Pemilu Legislatif 2009 dimana sejumlah partai sudah mengusung nama-nama calon presidennya terlebih dahulu.
Ada Aburizal Bakrie dari Partai Golkar, Prabowo Subianto dari Partai Geridra, Wiranto dari Partai Hanura, begitu juga dengan PDI Perjuangan yang mengusung Joko Widodo.
Kemudian hasil Pemilu Legislatif (Pileg) PDI Perjuangan mendapatkan suara paling tinggi disusul Partai Golkar.
"PDIP hampir seluruh wilayah jawa menang, sementara Golkar hampir seluruh wilayah di luar jawa menang. Maka saya kepada PPP mengatakan coba membuka komunikasi koalisi dengan PDIP karena maunya rakyat, maunya ini," ungkap Hamzah Haz di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta Pusat, Sabtu (25/10/2014).
Namun saranya tersebut tidak sejalan dengan pemikiran Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dimana partai berlambang ka'bah justru merapat ke Koalisi Merah Putih mengusung Prabowo-Hatta.
Meskipun sudah mendapat dukungan partai koalisi ternyata PDI Perjuangan tetap menang yang merceminkan bila keinginan rakyat seperti itu.
Sehingga seharusnya, saat PPP diajak bergabung mendukung partai pemerintah seharusnya tidak menolak.
"Kalau diajak pemerintah itu namanya kalau dalam agama itu namanya lailatul qadar Mengapa tidak mau?" ungkapnya.
Dikatakan Hamzah Haz, arah politik PPP akan bergabung ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sesuai dengan sikap yang diambil majelis syariah partai.
"Iya (akan gabung ke KIH). Kan majelis syariah sudah sebutkan seprti itu, Mbah Maimun kan sudah katakan seperti itu. Jadi tidak ada masalah," katanya.