Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi dan Manusia (Komnas HAM) mengundang Allan Nairn, jurnalis investigasi asal Amerika Serikat, untuk menceritakan informasi yang dimilikinya terkait mantan Kepala BIN AM Hendropriyono, Senin (3/11/2014).
Tulisan Allan sempat menghebohkan pemberitaan di Indonesia lantaran mengungkapkan informasi keterkaitan Prabowo Subianto dengan sejumlah kasus HAM. Kali ini Allan membeberkan wawancaranya dengan AM Hendropriyono pada 16 Oktober 2014 lalu.
Anggota Komnas HAM, Nur Kholis mengaku mengundang Allan guna mendapatkan informasi mengenai pelanggaran HAM masa lalu yang hingga kini belum usai. "Ini sangat penting untuk menuntaskan pelanggaran berat masa lalu," ujarnya kepada wartawan di kantornya.
Komnas HAM mengundang Allan agar masyarakat tahu posisi mereka tidak mendukung salah satu pihak dalam pencalonan presiden dan wakil presiden di Pemilu Presiden 2014 lalu. Untuk diketahui, Hendropriyono merupakan Ketua Penasihat Tim Transisi Jokowi-JK.
"Kita kemarin sering dibilang pengungkapan kasus HAM ada motif tertentu untuk mendiskreditkan salah satu pihak. Dengan adanya banyak informasi seperti ini kita akan berpijak pada kebenaran," sambung Nurkholis.
Nurcholis mengaku, Komnas HAM akan menjadikan keterangan Allan sebagai informasi awal untuk menelusuri lebih jauh pelanggaran HAM masa lalu. Pertemuan Allan dan Komnas HAM baru pertama kali. "Target kita tujuh kasus HAM berat bisa dituntaskan," tuturnya.
Allan mewawancarai Hendropriyono di rumahnya pada 16 Oktober 2014. Dalam wawancara tersebut, Hendropriyono menyebut masalah kasus pembunuhan Munir dan Talangasari bisa memberi masalah untuk CIA, TNI dan lainnya.
"Breaking News: Gen. Hendropriyono Admits "Command Responsibility" in Munir Assassination. Says Talangsari Victims "Committed Suicide." Agrees to Stand Trial for Atrocities; Legal Implications for As'ad, Wiranto, CIA. Hendropriyono: Part 1," begitu salah satu tulisan Allan.